TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sebelumnya Boeing dinilai sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Ukraina Airlines di Teheran, kini PM Kanada mengalihkan tuntutan tanggung jawab itu ke pemerintah Iran. Sebab, Iran sudah mengaku secara tak sengaja menembak jatuh pesawat itu, sehingga 176 orang di dalamnya tewas.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan Iran harus mempertanggungjawabkan secara penuh penembakan pesawat Ukraina, yang membuat seluruh 176 orang di dalamnya, termasuk 57 warga asal Kanada. “Apa yang telah diakui oleh Iran sangat serius. Penembakan jatuh pesawat sipil menjadi hal yang mengerikan. Iran bertanggung jawab secara penuh,” kata Trudeau saat konferensi pers, Sabtu 11 Januari 2020 waktu setempat.
“Kanada tak akan pernah berhenti hingga kami mendapatkan pertanggungjawaban, keadilan serta penyelesaian yang layak bagi para keluarga korban,” kata Trudeau.
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani menyampaikan permohonan maaf dan duka yang mendalam atas insiden tertembaknya pesawat sipil Ukraina oleh rudal Iran. Rouhani mengeluarkan pernyataan setelah Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran menyampaikan soal insiden tertembaknya pesawat Ukraina.
"Dalam suasana intimidasi oleh rezim Amerika, kesalahan manusia menyebabkan bencana yang mengerikan ini. Mereka yang bertanggung jawab atas kesalahan tak termaafkan ini akan dituntut. Saya menyatakan kesedihan terdalam saya atas nama Republik Islam Iran," ujar Rouhani.
Pernyataan Rouhani merujuk pada hasil penyelidikan oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran mengenai kecelakaan pesawat Ukraina.
Sebelum pengakuan resmi pemerintah Iran ini, pabrikan pesawat AS, Boeing.co sempat dituding sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Ukraina Airlines ini. Sebab, kebetulan pesawat yang jatuh ini bertipe Boeing 737. Jenis yang mirip dengan dua pesawat Boeing yang sebelumnya jatuh di Indonesia dan Ethiopia, juga sesaat setelah lepas landas, yakni Boeing 737 Max.
BISNIS