TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe memperkirakan risiko banjir di banyak titik di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau Jabodetabek harus diantisipasi oleh industri asuransi umum.
Industri asuransi umum, menurut Dody, perlu mengantisipasi risiko banjir karena bencana banjir yang terjadi awal tahun ini berpotensi meningkatkan klaim asuransi umum, khususnya bagi asuransi kendaraan dan properti.
Dody menjelaskan bahwa klaim lini kendaraan dan properti akan meningkat, khususnya bagi polis yang diperluas dengan risiko banjir. Selain itu, nasabah pun akan mengajukan klaim kerugian akibat banjir yang merupakan bencana alam.
Meskipun bencana yang melanda cukup besar, menurut Dody, hal tersebut tidak akan secara signifikan memengaruhi manajemen risiko industri asuransi umum. Saat ini, manajemen risiko dari industri relatif masih terkontrol. "Memang potensi klaim akibat risiko banjir diprediksi akan naik, tapi pasti ada back up reasuransi untuk risiko katastropik," ujar Dody, Rabu, 1 Januari 2020.
Kedua lini yang paling terdampak bencana banjir tersebut merupakan lini bisnis utama dari industri asuransi umum. Berdasarkan data AAUI per kuartal III/2019, lini asuransi properti mencakup 26 persen pangsa pasar asuransi umum dan lini kendaraan mencapai 24 persen, total keduanya mencakup 50 persen dari total pangsa pasar.
Kontribusi klaim dari kedua lini tersebut juga tercatat yang paling dominan. Ssuransi properti yang mencapai 18,3 persen dari total klaim dan asuransi kendaraan mencakup 23,3 persen dari total klaim, terbesar dibandingkan dengan lini-lini lainnya. Kedua lini itu pun mencakup 41,6 persen dari total klaim asuransi umum.
Dody menilai bahwa dampaknya terhadap kinerja industri secara keseluruhan belum dapat diukur. Namun, dia optimistis bahwa bencana banjir tidak akan menekan kinerja asuransi umum.
Lebih jauh, Dody mengimbau agar perusahaan-perusahaan asuransi dapat memberikan respons segera terhadap ajuan klaim dari tertanggung. Layanan yang baik menjadi kunci mempertahankan kinerja industri dalam kondisi seperti saat ini.
"Perusahaan dapat sekaligus melakukan survei dengan bekerja sama dengan tertanggung. Jika perlu, dilakukan langkah proaktif dengan mendata semua tertanggung yang lokasi objek pertanggungannya berada di daerah terdampak
banjir," ujar Dody.
BISNIS