TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berbicara soal isu dirinya bakal menempati posisi bos perusahaan badan milik negara atau BUMN. Ia mengatakan kabar tersebut hanya ramai di media sosial.
"Itu hanya ramai di media sosial, saya tidak ketemu, tidak dengar, tidak tahu, jadi tidak bisa berkomentar," ujar Susi dalam Diskusi Publik Ekonomi Indonesia Era Kabinet Indonesia Maju di Balai Sarwono, Jakarta Selatan, Rabu, 27 November 2019.
Susi mengatakan di zaman sekarang ini banyak orang yang seakan-akan mengetahui kehidupannya. Semua orang menduga-duga terkait nasibnya itu. "Semua membuat cerita. Sekarang saya tidak tahu, tidak dengar, dan tidak berkomentar. Semua orang tanya kalau-kalau, padahal hidup harus pasti," tuturnya.
Rumor Susi bakal menempati kursi bos BUMN beredar belakangan ini. Selain Susi, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, juga disebut-sebut masuk bursa calon bos perusahaan pelat merah itu.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menanggapi kabar itu. "Sesuai janji kami, kan bahwa bisa saja banyak. Ada menteri, mantan wamen (wakil menteri)," kata Staf Khusus Bidang Komunikasi Menteri BUMN, Arya Sinulingga, di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat.
Ia meminta publik bersabar menunggu. Arya menyebut saat ini kementerian masih menimbang nama-nama yang akan masuk perusahaan pelat merah. Sebab, kementerian memang tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perusahaan-perusahaan BUMN.
Arya mengatakan, dengan penunjukam Wakil Menteri BUMN, yaitu Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo, proses evaluasi bakal berjalan cepat. "Siapa bilang enggak (cepat), kan ada dua wamen kita," katanya.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya telah mengangkat beberapa nama untuk mengisi kursi bos perusahaan pelat merah. Pada Senin, 25 November 2019 kemarin, Arya melantik Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Persero.
Ia juga menunjuk Komisaris Jenderal Polisi Condro Kirono sebagai anggota Dewan Komisaris Pertamina. Di PT Bank Tabungan Negara atau BTN, Erick Thohir menunjuk bekas Komisioner KPK, Chandra Hamzah, sebagai komisaris utama.
CAESAR AKBAR | FRANCISCA CHRISTY | EKO WAHYUDI