TEMPO.CO, Jakarta- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memberikan klarifikasi soal video yang beredar luar di sosial media terkait petugas kereta yang turun dari lokomotif di perlintasan sebidang. KAI membantah, perlintasan sebidang tersebut ditutup karena menunggu masinis yang sedang membeli makanan.
"Tidak benar bahwa penutupan tersebut dikarenakan menunggu masinis yang sedang membeli makanan," ujar VP Public Relations KAI Edy Kuswoyo dalam keterangan di Jakarta, Jumat, 8 November 2019.
Video ini tersebar di media sosial, salah satunya diunggah di pada Kamis malam, 7 November 2019. Dalam video berdurasi 24 detik tersebut, tampak kereta yang sedang berhenti di perlintasan sebidang sehingga portal diturunkan dan beberapa pengendara motor menunggu. Lalu, seorang petugas kereta tampak berjalan sambil menenteng plastik hitam dan kembali naik ke lokomotif.
Edy melanjutkan, bahwa penutupan perlintasan sebidang tersebut bukan karena sedang menunggu asisten masinis dari Lokomotif CC 206 13 33. Melainkan, kata dia, sedang menunggu penumpang naik dan turun kereta di Stasiun Parungkuda, Sukabumi.
Menurut Edy, kejadian berlangsung pada 31 Oktober 2019. KA Pangrango rute Sukabumi-Bogor dengan nomor 393 sedang berhenti di Stasiun Parungkuda untuk proses naik dan turun penumpang. Setiap Kereta Api yang berhenti di Stasiun Parungkuda, kata dia, lokomotifnya akan menutup Jalan Parakan Salak yang tepat berada di ujung emplasemen stasiun.
Menurut dia, situasi tersebut terjadi karena stasiun yang kecil dan emplasemen stasiun yang tidak cukup panjang. Sehingga posisi Semboyan 10 G yang merupakan tanda berhenti lokomotif berada sejajar dengan perlintasan sebidang. Edy juga menegaskan bahwa kejadian penutupan perlintasan tersebut selalu terjadi setiap harinya dan merupakan hal yang normal terjadi di Stasiun Parungkuda.
FAJAR PEBRIANTO