Sejumlah proyek yang sudah dan akan melibatkan investor Cina di dalam negeri di antaranya: kereta cepat Jakarta - Bandung, konsorsium China's Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) dalam pembangunan pabrik baterai dan daur ulang baterai lithium di Morowali, kerja sama One Belt One Road (OBOR), perusahaan pengembang properti dan kawasan industri China Fortune Land Developer.
Saking seringnya mengajak investor asal Negeri Tirai Bambu itu juga, Luhut sempat curhat dirinya sering disebut sebagai agen Cina. "Ada yang bilang Luhut agen Cina, ada yang bilang dubes kehormatan Cina. Itu yang ngomong asbun saja," katanya, 12 September 2019.
Padahal sejatinya, kata Luhut, pemerintah terbuka dengan investasi dari mana pun. Sepanjang, investasi yang masuk menggunakan teknologi ramah lingkungan, bisa mendidik tenaga kerja lokal.
4. Dekat dengan Industri Sawit
Luhut merupakan salah satu menteri yang berkukuh memperjuangkan sawit. Menurut dia, sawit merupakan komoditas yang mesti dijaga karena mayoritas ekonomi masyarakat Indonesia masih bergantung pada sawit.
Di sebuah kesempatan, Luhut bahkan pernah bercerita soal upayanya memperjuangkan nasib sawit Indonesia di Parlemen Uni Eropa. Perjuangan ini dilakukan di tengah adanya kebijakan negara-negara Uni Eropa yang melarang crude palm oil (CPO) masuk sebagai bahan baku biofuel.
Luhut juga pernah merancang one map policy alias kebijakan satu peta untuk memperbaiki tata ruang sebagai induk semua perizinan sawit. Kebijakan ini pernah akan diluncurkan sebelum 17 Agustus 2018 tapi kemudian mundur.