Rencana penghentian ekspor bijih nikel dikhawatirkan malah secara tak langsung menyetop pembangunan 31 smelter karena kehabisan sumber pembiayaannya yang selama ini diperoleh dari hasil ekspor.
2. Perusahaan Cina Tawarkan Bantu Evaluasi BPJS Kesehatan
Pada Agustus 2019 lalu Luhut mengatakan perusahaan asuransi asal Cina, Ping An Insurance menawarkan untuk membantu mengevaluasi sistem teknologi informasi di BPJS Kesehatan. Tawaran itu bermula dari pertemuannya dengan salah satu pemimpin Ping An Insurance ketika berkunjung ke Negeri Tirai Bambu.
Dari perbincangan tersebut terungkap perusahaan asuransi berbasis daring ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan telah sukses membantu efisiensi bisnis mereka. Perusahaan publik ini mengklaim telah memelopori menggunakan sistem manajemen kesehatan berbasis teknologi di 282 kota di Cina dan layanan itu telah dimanfaatkan lebih dari 403 juta orang.
"Pada pembicaraan tersebut pihak Ping An menyampaikan beberapa saran yang bisa dilakukan oleh BPJS untuk mengatasi defisitnya yang diperkirakan mencapai Rp 28,4 triliun" ujar Luhut.
Namun dalam perkembangannya, rencana ini ditolak oleh sejumlah pihak. Salah satunya datang dari Koordinator Bidang Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar. Ia khawatir data publik yang terakses oleh pihak asing akan membahayakan ketahanan nasional.
3. Dorong Investasi Masuk dari Cina
Luhut kerap menarik investor Cina masuk menanamkan modalnya ke Indonesia. Menurut dia, Indonesia adalah pasar potensial yang sangat besar bagi Cina. Hubungan kedua negara pun selama tiga tahun belakangan ini sangat dekat.
"Cina telah menjadi partner yang sangat penting bagi Indonesia dan kedua pemerintahan telah bekerja sama dengan bekerja sama dengan erat satu sama lain dalam tiga tahun terakhir," kata Luhut. Berdasarkan data, investasi Cina (termasuk Hong Kong) di Indonesia pada 2017 sekitar US$ 5,5 miliar atau sekitar 17 persen dari keseluruhan investasi asing di Tanah Air.