TEMPO.CO, Jakarta -PepsiCo mengakhiri kontrak kerja sama produksi dengan PT Anugerah Indofood Barokah Makmur atau AIBM, entitas anak dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Lantas, bagaimana dampak terhadap emiten bersandi saham ICBP ini?
Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya mengatakan berakhirnya kontrak kerja sama tersebut tidak akan mempengaruhi kinerja fundamental perseroan. Apalagi, entitas anak dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk. ini, lebih banyak ditopang oleh segmen mi instan.
Analis mengatakan, segmen minuman hanya berkontribusi sekitar 5% terhadap total penjualan bersih. Selain itu, divisi minuman juga masih membukukan rugi hingga paruh pertama tahun ini, meski mengecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada semester I/2019, ICBP membukukan total penjualan bersih Rp 22,13 triliun atau tumbuh 13,72% secara tahunan. Penjualan dari divisi minuman sebesar Rp975,65 miliar atau tumbuh 3,20% secara tahunan.
Divisi minuman hanya berkontribusi 4,41% terhadap penjualan bersih setelah eliminasi. Dari sisi bottomline, divisi ini masih membukukan rugi usaha sebesar Rp 100,03 miliar pada paruh pertama tahun ini, lebih kecil dari rugi usaha sebesar Rp 158,94 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Analis mengatakan indikasi berakhirnya kontrak kerja sama AIBM dengan salah satu perusahaan produsen minuman terbesar di dunia itu, telah tampak dari produk-produknya mulai lenyap dari pasar.
“Dari sisi kompetisi memang masih ketat. Sehingga kami melihat ke depannya, divisi beverage tidak akan improve signifikan. Kontribusi PepsiCo sendiri tidak signifikan, sehingga tidak terlalu berdampak,” katanya, Kamis, 3 Oktober 2019.
Penopang kinerja ICBP masih berasal dari divisi mi instan yang berkontribusi 65,85% terhadap total penjualan bersih. Apalagi, penjualan divisi ini tumbuh 14,84% secara tahunan.
Analis memperkirakan margin laba ICBP masih stabil ke depan seiring dengan harga bahan baku gandum yang cenderung flat. “Harga gandum cenderung flat sehingga margin keuntungan lebih stabil sampai akhir tahun,” imbuhnya.
Panin Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli terhadap saham ICBP dengan target harga ke Rp 13.700. Apalagi, ICBP masih memiliki prospek positif ke depan didukung pertumbuhan yang solid dari segmen noodles sebagai kontributor terbesar terhadap pendapatan bersih.