TEMPO.CO, Jakarta – Dalam operasi senyap, diduga tiga direksi Perum Perindo dan enam pegawainya terseret operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi alias OTT KPK. “KPK mengamankan total sembilan orang di Jakarta dan Bogor pada siang dan malam ini," kata Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Laode Muhammad Syarif dalam keterangan tertulis, Senin, 23 September 2019.
Berdasarkan profil yang dihimpun Tempo melalui situs resminya, Perum Perindo mencatatkan sejumlah pencapaian produksi mulai 2014 hingga 2018. Dari sisi pemasaran, Perindo mencatat pemasaran produksi perikanannya mencapai 1.600 ton.
Angka pemasaran produk perikanan Perum Perindo pada 2017 naik menjadi 25 ribu ton, dan pada 2018 melonjak dua kali lipat menjadi 50 ribu ton. Perindo sendiri menargetkan, pada 2021, hasil pemasaran mereka meningkat lima kali lipat menjadi 250 ribu ton.
Secara keseluruhan, Perum Perindo mengklaim perdagangan ikan mereka meningkat 5.000 ton ikan per tahun.
Perindo juga mencantumkan data pencapaian budidaya perikanan. Pada 2014, produksi tangkapan ikan dari budidaya hanya 0,2 ton dari lahan seluas 18 hektare. Pada 2017, angka produksi budidaya meningkat menjadi 1,1 ton yang dihasilkan dari tambak seluas 100 hektare.
Pada 2018, lahan budidaya Perum Perindo tercatat mencapai 150 hektare. Lahan itu menghasilkan 2 ton produksi. Sementara itu, pada 2021, Perindo menargetkan lahan budidaya mereka mencapai 250 hektare dengan hasil produksi 3 ton.
Dari sisi kapal, pada 2017, BUMN ini mengoperasikan 17 unit. Jumlah itu meningkat menjadi 77 unit pada 2018. Sedangkan pada 2021, Perum Perindo menargetkan mengoperasikan 150 unit kapal.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | HENDARTYO HANGGI