TEMPO.CO, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Aneka Tambang Tbk. menyebut tengah membidik lokasi tambang baru. Akuisisi tambang baru itu dimaksudkan untuk menambah cadangan emas Antam yang saat ini terus menipis.
Direktur Operasi dan Produksi Antam, Hartono mengatakan, perseroan berencana melakukan akuisisi tambang emas baru sebelum izin usaha pertambangan (IUP) tambang Pongkor habis pada 2021. “Ada rencana akuisisi, nanti tunggu sebelum tambang lama habis,” ujarnya di Jakarta, Kamis 19 September 2019
Hartono menjelaskan, secara regulasi, emiten berkode saham ANTM itu masih memiliki izin untuk melakukan perpanjangan izin IUP Tambang Pongkor 2x10 tahun lagi. Adapun, pada 2018, Antam masih memiliki cadangan emas sebanyak 19 ton, dengan total sumberdaya sebanyak 42 ton. Perseroan memproyeksikan untuk Tambang Pongkor sumber daya mineral yang dimiliki mencapai 18 ton.
Hartono menjelaskan, hingga saat ini perseroan terus melakukan eksplorasi terhadap Tambang Pongkor. Eksplorasi tersebut dilakukan secara lateral maupun vertikal. Dia menyebut eksplorasi tersebut pada saat ini dilakukan pada kedalaman 425 meter dari permukaan laut.
“Pongkor ini kami tetap melakukan kegiatan eksplorasi, kalau di IUP kami kan memang berakhir 2021, tapi kami udah submit untuk melakukan perpanjangan, karena ada cadangan yang ada, sehingga kami akan tetap berlanjut setelah 2021,” kata Hartono.
Sementara itu, untuk menambah kapasitas produksi, Hartono mengatakan bahwa perseroan akan melakukan produksi pada tambung baru perseroan di Papandayan, Jawa Barat.
Dia menjelaskan bahwa perseroan pada lokasi Tambang Papandayan, terdapat potensi cadangan emas sebanyak 3,5 ton. Perseroan telah mengantongi IUP operasi produksi untuk tambang tersebut. “Akhir tahun ini mining block test, kemudian tahun depan sudah mulai menambang. Produksi per tahun 700 kg—800 kg,” ungkapnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Antam menargetkan produksi emas 2.036 kilogram (kg) pada 2019 dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung. Dari situ, penjualan emas diproyeksikan mencapai 32.036 kg atau tumbuh 14 persen dari 27.894 kg dari realisasi pada 2018.
Perseroan pertambangan milik negara itu melaporkan penjualan emas yang tidak diaudit mencapai 15.741 kg pada semester I/2019. Realisasi produksi Antam tersebut tumbuh 14 persen dibandingkan 13.760 kg per akhir Juni 2018.
BISNIS