TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Tourism Crisis Center Kementerian Pariwisata Guntur Sakti mengatakan pelaku usaha di sektor wisata turut menanggung kerugian akibat pembatalan paket perjalanan menyusul insiden kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan dan Riau yang memicu kabut asap. Pembatalan paket wisata utamanya dilakukan oleh wisatawan asing atau turis asing dari Malaysia dan Singapura.
"Ada contoh laporan dari Riau, tamu grup Malaysia sebanyak 31 pax membatalkan perjalanannya ke Indonesia," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Rabu, 18 September 2019.
Menyitir dari data Dinas Pariwisata Riau, Guntur mengatakan nilai paket wisata wisman dari Malaysia tersebut sebesar RM 18.600 atau setara dengan Rp 65 juta. Tak hanya itu, Guntur mencatat adanya pembatalan paket perjalanan dari Singapura ke Riau senilai Rp 50 juta.
Bukan hanya wisatawan, grup golfer atau kelompok olahraga golf dari Malaysia sebanyak 18 pax turut membatalkan perjalanannya ke Indonesia. Paket tersebut senilai Rp 75 juta.
Turis Srilanka pun terdata turut membatalkan perjalanan ke Riau. "Tamu Srilanka 2 pax senilai US$ 1.400 atau sekitar Rp 21 juta," tutur Guntur.
Kerugian senilai Rp 580 juta juga mesti ditanggung oleh promotor konser musik di Alam Mayang. Duit itu telah dikeluarkan untuk down payment atau uang muka serta cek suara alias check sound.
Guntur mengakui, bencana kebakaran hutan dan lahan tersebut memprihatinkan serta berpotensi mengganggu kinerja industri pariwisata Indonesia. Sebab, selain pembatalan paket dan aktivitas turis, ada kemungkinan pemerintah daerah menutup sementara kawasan wisata di wilayah terkena dampak.
Adapun saat ini kementeriannya tengah mendata kerugian di sektor wisata untuk enam provinsi yang terpapar kabut asap. Data tersebut direkap dari pemerintah setempat dan asosiasi pelaku wisata.
Guntur pun meminta wisatawan yang berada di kawasan bencana mengikuti instruksi pemerintah dan memperbarui informasi dari media resmi. "Pemerintah dan pihak-pihak terkait masih terus berusaha menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi," ujarnya.
Di sisi lain, ia berharap wisatawan yang memiliki rencana liburan dapat mengalihkan tujuan mereka ke destinasi lainnya di Indonesia.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA