Alokasi penerbitan obligasi Samurai tersebut tersebar di beberapa jenis investor, yakni Shinkin/bank lokal 36 persen, life insurers 24 persen, regional banks 15 persen, offshore banks 12 persen, asset managers 9 persen dan lainnya 4 persen. Dalam penerbitan ini PLN dibantu oleh lembaga keuangan yaitu Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., Ltd., Mizuho Securities Co., Ltd., Nomura Securities Co., Ltd., dan SMBC Nikko Securities Inc.
Pada tanggal 6 September 2019, PLN memulai penawaran umum resmi kepada investor dengan harga acuan awal untuk tranche 3 tahun di Yen Swap Offer + 45-65 bps, 5 tahun di YSO + 75-95 bps, 7 tahun di YSO + 80-100 bps dan 10 tahun pada YSO + 90-105 bps. "Selama masa penawaran umum, dengan permintaan yang sangat positif dan tinggi dari para investor Yen dan juga harga yang sangat kompetitif diputuskan bahwa yang akan diterbitkan adalah tenor di 3,5 dan 10 tahun," kata Sarwono.
Transaksi itu pun berhasil diterbitkan pada 12 September 2019 yaitu dengan tenor 3 tahun sebesar 3 milyar yen dan kupon 0,43 persen, 5 tahun sebesar 18,5 Milyar yen dengan kupon 0,87 persen dan tenor 10 tahun sebesar 1 Milyar yen dengan kupon 1,05 persen.
Sarwono berujar melalui penerbitan Obligasi Samurai ini selain untuk mendapatkan dana segar guna pembiayaan investasi, PLN juga berupaya mencari alternatif sumber dana investasi baru dengan tetap menjaga tingkat imbal hasil yang sangat kompetitif. Sehingga tetap mampu menjaga kestabilan Biaya Pokok Penyediaan Listrik yang terjangkau.
PLN juga akan terus mengejar pencapaian target elektrifikasi secara nasional 99 persen di tahun 2019. Selain juga menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur strategis di sisi pembangkitan, transmisi dan distribusi diseluruh Indonesia, yang dibarengi terus dengan upaya menjaga keandalan operasinya.