TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengambil sembilan langkah perbaikan agar insiden blackout atau pemadaman listrik massal di Banten, Jakarta, dan Jawa Barat, pada Minggu, 4 Agustus 2019, tak terulang. “Kami mencoba yang terbaik,” kata Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani saat ditemui usai mengikuti rapat dengar pendapat bersama Komisi Energi DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 10 September 2019.
Adapun sembilan perbaikan tersebut yaitu sebagai berikut:
Baca Juga:
1. Defense Scheme
Sripeni mengatakan perusahaannya melakukan kajian dan penyempurnaan Defense Scheme dan teknologi sistem kelistrikan Jawa Bali. Menurut dia, PLN akan melakukan studi banding ke London, Inggris yang juga pernah mengalami insiden blackout. “Kami akan lihat perbandingan jaringan transmisi Jawa Bali dengan London,” kata dia.
2. Penyempurnaan Sistem Keliatrikan
Selanjutnya, PLN akan melakukan penyempurnaan pada sistem yang berkaitan dengan pembangkit, transmisi, dan gardu induk. PLN telah mengundang beberapa perusahaan asing seperti General Electric dan Siemens. PLN akan melihat apakah perusahaan ini memiliki teknologi yang lebih berkembang yang dapat diterapkan di PLN.
3. Pengamanan ROW
Lalu, PLN akan melakukan pengamanan Right of Way (ROW) dari jaringan transmisi 500 kV Jawa Bali, serta jaringan 275 kV dan 150 kV di luar Jawa Bali. Pengamanan dilakukan dengan melibatkan prajurit TNI dan BIN. Nantinya, kedua institusi akan membantu PLN untuk mengamankan dan membersihkan fasilitas seperti Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
4. Perbaikan Call Center
Kemudian, Sripeni berjanji akan memperbaiki layanan dari call center PLN 123. Saat terjadinya blackout, kata dia, masyarakat secara serempak menghubungi layanan ini sehingga terjadi gangguan dan down. “Kami mohon maaf, nanti kami gak cuma akan sediakan call center, tapi juga hotline,” kata dia.
5. Memaksimalkan Crisis Center
Kemudian, PLN akan memaksimalkan layanan crisis center PLN, baik dari sisi teknologi maupun proses untuk memonitor gangguan. PLN juga akan memaksimalkan update informasi pada setiap gangguan.
6. Tata Kelola Publikasi Diperbaiki
Untuk hal ini, Sripeni mengakui perusahaannya sempat mengesampingkan urusan publikasi dan komunikasi ke masyarakat saat terjadinya peristiwa blackout karena terlalu fokus pada upaya teknis perbaikan. “Akibatnya, ada informasi yang terlambat diterima di masyarakat dan ini menimbulkan chaos,” kata Sripeni.
Untuk itu, Sripeni berjanji akan memperbaiki kinerja dari juru bicara dan tata kelola publikasi di perusahaannya. Ia juga berjanji akan memperbaiki konten publikasi yang diterbitkan PLN. “Setiap minggu, kami juga diwajibkan memberi laporan ke Kementerian BUMN, kementerian teknis, dan komisaris dari sisi perseroan,” kata dia.
7. Black Start Disiapkan
PLN juga akan menyiapkan black start dan suplai cadangan, terutama untuk pengamanan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Pada saat blackout kemarin, kereta MRT sempat terjebak di bawah tanah karena kehilangan daya listrik. Untuk itu, pada Oktober 2019 nanti, PLN telah menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan 101 MW untuk MRT dan sistem kelistrikan DKI.
8. Keandalan Transmisi Timur-Barat Digenjot
Kemudian, PLN akan meningkatkan keandalan jaringan transmisi dari timur ke barat, salah satunya dengan menarik SUTET 500 kV jalur utara dari Ungaran-Cibatu dua sirkuit. Proses akan dilakukan dalam 3 tahap: pertama, Ungaran-Pemalang-Mandirancan pada Maret 2020; kedua, Mandirancan-Indramayu pada Desember 2020; dan ketiga Indramayu-Cibatu pada Desember 2020.
9. Perkuatan Sistem Barat
Terakhir, PLN bakal memperkuat sistem kelistrikan di daerah Barat dengan empat upaya, yaitu: pertama, mengoperasikan PLTU Jawa 7 pada Oktober 2019; kedua, mengoperasikan PLTU Cilacap pada Oktober 2019; ketiga pengoperasikan PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok saat kondisi N-1; keempat, peningkatan keandalan dan stabilitas Sistem Barat dan Timur dengan pemasangan HVDC di Jalur Utara dan Selatan di Area Jawa Tengah.