TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil turut mengenang sosok Presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie. Menurut dia, sosok BJ Habibie merupakan salah satu presiden yang cukup berhasil menjaga ekonomi Indonesia di masa ekonomi sulit.
"Beliau menjadi presiden saat ekonomi tengah sulit. Tim yang beliau gunakan sangat profesional dengan pengalaman yang cukup. Dengan waktu yang relatif singkat kondisi yang sangat buruk itu bisa di balik," kata Sofyan Djalil ditemui di Gedung Dhanapala Jakarta, Kamis 12 September 2019.
Adapun, BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu, 11 September 2019. Mantan Wakil Presiden di era Soeharto tersebut meninggal di RSPAD Gatot Soebroto sekitar pukul 18.05 WIB.
Pria yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan 83 tahun silam itu sempat dirawat di ruang ruang Cerebro Intensive Care Unit atau CICU sejak 1 September 2019. Pria yang dikenal ikut mendirikan PT Dirgantara Indonesia tersebut sempat ditangani oleh tim dokter spesialis berbagai ahli dari jantung, penyakit dalam hingga ginjal.
Sofyan menjelaskan, BJ Habibie merupakan sosok yang berkontribusi besar terhadap Indonesia hari-hari ini, khususnya setelah era reformasi. Habibie, kata dia, menjadi sosok kepala pemerintahan yang terlibat untuk menyiapkan Indonesia menjadi negara demokratis.
Menurut Sofyan, transisi demokrasi juga bisa berjalan dengan lancar akibat tangan dingin Habibie. Beliau ikut terlibat untuk membentuk sistem yang demokratis dengan cara menerbitkan kebijakan soal pers, partai politik hingga pemilu dan kedudukan legislatif.
"Dibukalah pers, dibuka partai politik, dibuka semua sehingga tadi kekuatan besar itu tidak menjadi kekuatan yang merusak. Beliau juga terlibat untuk membuka akses orang membuka koran, tv dan radio," kata Sofyan Djalil.