TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah menargetkan untuk merampungkan tiga kerja sama perdagangan internasional sampai akhir 2019. Dia mengatakan kerja sama perdagangan itu dilakukan untuk memperluas pasar ekspor guna mendukung perekonomian domestik di tengah pelambatan ekonomi global.
"Dengan banyaknya perjanjian dagang itu, Indonesia bisa bebas untuk memilih, kalau terpaku satu dua negara dan market tradisional dan hanya satu atau dua negara, kalau terjadi apa-apa kita akan susah," kata Enggar usai membuka acara berjudul Konferensi Perdagangan Internasional Ke-3 di Hotel Hillton Double Tree, Jakarta Pusat, Rabu 4 September 2019.
Menurut dia, kerja sama perdagangan internasional tersebut sangat membantu kondisi perekonomian sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Selain produk yang kompetitif negara-negara tersebut memiliki lebih banyak kerja sama perdagangan internasional dengan negara lain.
Enggar mengatakan ketiga perdagangan di antaranya adalah Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dengan 16 negara yang ada di Asean, termasuk Cina, India, Australia dan Selandia Baru, Korea Selatan dan Jepang. Kedua, Indonesia-Korea CEPA dan ketiga Indonesia-Taiwan PTA.
"Berbagai perjanjian itu kami harap bisa diimplementasikan mulai 2020-2021," kata dia.
Dia menghitung dengan adanya tambahan perjanjian dagang internasional RCEP, Indonesia bisa mendapat tambahan hingga 45 persen pangsa pasar dari jumlah total ekspor di dunia. Adapun pemerintah memiliki target untuk bisa menguasai pasar ekspor dunia hingga 80 persen.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan mencatat hingga saat ini telah ada sebanyak 14 perjanjian dagang yang telah dilakukan Indonesia. Dengan adanya tambahan 3 perjanjian lagi sampai akhir tahun, diharapkan total perjanjian dagang tersebut bisa mencapai 17 buah perjanjian dagang internasional.
DIAS PRASONGKO