TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI optimistis kinerja perseroan tahun depan akan lebih baik ketimbang proyeksi tahun ini.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan tahun ini, di Indonesia memiliki agenda politik yang cukup ketat. Dari sisi pengaruh global tak sedikit pula yang berdampak pada ekonomi di Tanah Air.
"Kami lebih optimistis menyosong bisnis pada 2020 dan saat ini kami sedang memproses penyusunan rencana bisnis bank untuk tahun depan," katanya saat ditemui usai RUPS-LB di Jakarta, Jumat 30 Agustus 2019.
Baiquni mengemukakan dari sisi kebijakan, Bank Sentral Amerika yang mulai menurunkan suku bunga acuan juga turut membuat Bank Indonesia mulai melakukan penurunan BI7DRR. Artinya, hal ini akan positif untuk kembali menarik investor melakukan ekspansi.
Dengan perkembangan ekonomi global dan Indonesia saat ini, kata dia, industri perbankan juga masih memiliki banyak peluang menggarap bisnisnya.
Sementara itu, per Juni 2019 bank dengan kode saham BBNI mencatat laba bersih sebesar Rp7,63 triliun atau naik 2,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) per semester I/2019. Capaian itu terpaut jauh dengan kinerja periode yang sama tahun lalu, di mana laba bersih tumbuh 16 persen yoy.
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menjelaskan bahwa tahun ini bank tertekan dari segi beban dana. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 1 persenhttps://www.tempo.co/tag/bni yoy, yakni menjadi Rp17,61 triliun.
“Cost of fund tahun ini naik dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu 2,8 persen, sekarang 3,2 persen,” katanya.