TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan menepis kabar Cina sering mendominasi Indonesia dalam perekonomian. Ia mengatakan, untuk investasi, Indonesia tidak bisa didikte oleh negara lain karena telah mempunyai aturan yang tegas dan tidak ada pengecualian dalam pelaksanaannya.
"Kita katanya akan dikontrol oleh Cina, itu semuanya tidak benar. Karena kita punya empat rule of thumb yang kita buat, untuk semua negara yang mau investasi di Indonesia," kata dia saat Orientasi dan Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan bagi Anggota DPR RI dan DPD RI periode 2019-2024 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin, 26 Agustus 2019.
Dia mengatakan, semua negara tanpa pengecualian yang akan investasi harus mengikuti empat rule of thumb yang sudah ditetapkan. Pertama, ia mengungkapkan, investor harus membawa teknologi nomor wahid yang mengedepankan aspek lingkungan.
Baca Juga:
"Tidak boleh teknologi yang second class. Supaya apa? Masalah lingkungan. Karena kita tidak mau masalah lingkungan jadi kacau karena investasi," ujarnya.
Kedua, para investor harus menggunakan tenaga kerja lokal kedua mereka harus menggunakan tenaga kerja lokal. Dia menuturkan investor untuk dapat mendidik tenaga kerja lokal dengan membentuk Politeknik sebagai lembaga pelatihan. Sehingga mereka dapat menjadi sumber daya manusia yang dapat dimanfaatkan.
"Seperti di Morowali sekarang Politeknik menerima 600 mahasiswa per tahun, dan ini tahun keempat dan mulai menggantikan tenaga-tenaga asing yang berasal dari Cina," ujarnya.
Ketiga, dia mengungkapkan bahwa investor harus mau teknologi transfer,
karena itu merupakan faktor penting dalam investasi. Ia menambahkan, bantuan pengembangan kapasitas masyarakat sekitar tidak kalah pentingnya. Menurutnya, sudah berpuluh-puluh tahun ke belakang para investor tidak ada yang melakukan.
Kemudian yang terakhir adalah nilai tambah industri. Dia mengatakan, bahwa Indonesia akan memprioritaskan investor yang mau turut membantu dalam memberikan nilai tambah dari mengelola rich raw atau sumber daya mineral.
Ia menjelaskan, transfer teknologi dapat meningkatkan dari nilai bahan mentah menjadi naik berkali-kali lipat jika sudah diolah. Dia menjelaskan sebelumnya Indonesia hanya bisa mengekspor bahan-bahan mineral mentah yang nilainya tidak begitu menarik jika dibandingkan sudah diolah.
"Sekarang kita sudah bisa diekstrak cobalt dari low grade nikel, dan cobalt ini bahan utama untuk membuat litium baterai dan sekarang kita mamu memutuskan untuk menghentikan ekspor dari raw material nikel itu," ucapnya.
Luhut Pandjaitan menegaskan bahwa siap menerima investor dari negara manapun, seperti, Cina, Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara lainnya untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia.
EKO WAHYUDI