TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan rasa bangga menunjukkan salah satu contoh keberhasilan negara dalam memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang membutuhkan. Di akun Instagramnya, Sri Mulyani mengunggah video saat dirinya bertemu Raeni, anak seorang pengayuh becak yang mendapatkan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk jenjang strata tiga di Inggris.
"Pemberian beasiswa kepada Raeni ini adalah contoh nyata kehadiran pemerintah dalam membentuk SDM Indonesia yang unggul dan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat," kata Sri Mulyani dalam Instagram pribadinya, Kamis, 8 Agustus 2019.
Raeni merupakan mahasiswa yang telah memanfaatkan Beasiswa Bidik Misi dan LPDP mulai jenjang Strata satu di Universitas Negeri Semarang hingga melanjutkan gelar master dan doktor di University of Birmingham, Inggris.
Sri mengatakan bahwa kemiskinan bukan halangan untuk mendapat pendidikan setinggi mungkin dan mencapai cita-cita. "Dengan tekad yang kuat, anak seorang pengayuh becak dapat memperbaiki kualitas dirinya dan juga kesejahteraan keluarganya," ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, tidak ada yang tidak mungkin di dalam hidup ini. Ia menambahkan, cita-cita dapat diraih dengan kemauan yang besar.
Ketika bertemu Sri Mulyani, Raeni mengatakan sedang mempelajari peran instrumen keuangan hijau (green financial instruments) dalam rangka mencapai sustainable development goals (SDGs). Raeni juga menceritakan sedang mempelajari salah satu instrumen keuangan yakni green sukuk.
Kementerian Keuangan Kamis kemarin memang meluncurkan sukuk tabungan atau ST005 yang ditujukan untuk investor milenial. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman memasang target untuk meraup dana Rp 2 triliun dari penjulan sukuk tersebut.
Adapun dana yang diperoleh dari sukuk ST005 ini akan digunakan pemerintah untuk pembangunan sumber daya manusia. Luky mencontohkan Beasiswa Bidik Misi dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP sebagai program yang dibiayai dari hasil penawaran sukuk. "Bapak ibu bisa klaim dengan membeli ini, ikut berpartisipasi dalam pembangunan indonesia dan SDM Indonesia ini yang membedakan dengan instrumen investasi lainnya," kata Luky.