TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan jumlah tumpahan minyak (oil spill) akibat kebocoran proyek Hulu Energi sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) di pesisir pantai utara Karawang, Jawa Barat saat ini mencapai 400-500 barrel per hari. Jumlah ini didapat dari rerata harian hasil tangkapan tumpahan minyak yang dilakukan Pertamina.
"Rata tangkapan 400-500 barrel per hari sejak dipasang secara efektif, sehingga bisa mengkoreksi statemen awal bahwa tumpahan bisa 3000 barrel per hari. Angka itu estimasi lebih ke arah berapa alat yang dibutuhkan jika menanggulangi tumpahan sebesar itu," kata Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu di Gedung Pertamina, Jakarta, Kamis 8 Agustus 2019.
Berdasarkan data milik Pertamina, sejak 20 Juli 2019 hingga 7 Agustus 2019 jumlah tumpahan minyak yang berhasil diangkat di offshore atau lepas pantai mencapai 3.965,71 barel. Adapun hasil tangkapan diketahui terus bertambah signifikan sejak Pertamina mengintensifkan strategi penanganan tumpahan pada 28 Juli 2019. Sejak itu, rata-rata tangkapan minyak tumpah di lepas pantai mencapai 400-500 barel.
Sedangkan, untuk tumpahan minyak di darat Pertamina telah berhasil mengumpulkan sebanyak 1.047.386 karung atau shoreline berisi tumpahan minyak. Angka itu setara dengan berat yang mencapai 4,9 ton dengan rata-rata berat per karung sebesar 4,6 kilogram. Kendati demikian, Pertamina memperkirakan hanya 10 persen dari isi karung yang berisi tumpahan minyak.
Incident Commander Oil Spill YYA-1 Taufik Adityawarman mengatakan saat ini progress pengeboran untuk menutup sumur tersebut atau relief well YYA-1 baru mencapai 2.050 kaki dari target titik 9.000 kaki. Strategi ini digunakan untuk menutup sumur yang menjadi penyebab kebocoran lewat drilling dari samping.
"Targetnya intersept ini, kami sedang upayakan. Adapun dari target ini, per hari ini kami sudah 2 hari lebih cepat dari rencana awal," kata Taufik dalam acara yang sama.
Taufik mengatakan, proses penutupan sumur ini bakal rampung dalam waktu 67 hari. Jangka waktu ini sudah termasuk 7 hari, untuk proses abandoned atau beres-beres terhadap proses pengeboran untuk menutup kebocoran sumur tersebut.
Adapun hingga saat ini, Pertamina telah mengerahkan 44 kapal sebagai alat combat oil spill plus 4 oil skimmer untuk menyedot tumpahan minyak di lepas pantai. Selain itu, Pertamina telah menyiagakan peralatan yang digunakan untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak di air sepanjang 4,7 kilometer untuk static oil boom dan 600 meter untuk moveable oil boom.