TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta menggencarkan penataan rumah di kawasan pemukiman kumuh yang berada di bantaran sungai. Salah satu kawasan bantaran yang jadi prioritas di Sungai Gajah Wong, satu dari tiga sungai terbesar di Yogya selain Sungai Code dan Winongo.
Pada penataan ini, rumah-rumah warga bantaran yang selama ini posisinya membelakangi dan berada pada zona rawan akan dimundurkan dan tidak lagi membelakangi sungai. Dengan demikian, semua rumah akan diposisikan menghadap ke sungai.
"Penataan permukiman di bantaran sungai ini mengacu gerakan M3K Mundur, Munggah dan Madep (memundurkan rumah, menaikkan rumah dan menghadapkan rumah ke sungai) demi keamanan dan kenyamanan warga," ujar Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat memantau proses pengerukan di bantaran sungai Gajah Wong, Muja-Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta Senin 5 Agustus 2019.
Heroe menuturkan, pemukiman di bantaran Sungai Gajah Wong, juga bantaran lain di Yogya, selama ini dianggap sebagai kawasan kumuh. Penataan akhirnya digencarkan untuk menyulapnya menjadi kawasan rapi dan bersih.
Heroe mengatakan, dalam proses penataan pemukiman yang ditarget rampung akhir tahun ini, ada kompensasi bagi warga yang rumahnya harus terkepras lebih dari 50 persen saat dimundurkan dan dihadapkan ke sungai. “Bagi warga yang terkena imbas 50 persen bagian rumahnya terkena relokasi, kami sediakan rumah susun,” ujarnya.
Rumah rusun yang akan dibangun untuk menampung warga yang rumahnya terkena relokasi itu menempati lahan seluas 350 meter persegi dengan tiga lantai dan bisa untuk sekitar 30 unit kamar. “Untuk rumah susun yang akan dibangun kali ini tipenya 36, tipe yang besar, tidak seperti rusun-rusun pada umumnya," kata Heroe.
Penataan sungai yang dilakukan di sepanjang Kali Gajah Wong akan dijadikan model percontohan untuk menata wilayah bantaran lain di Yogya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogya Agus Tri Haryono, menambahkan calon lokasi rumah susun untuk warga bantaran yang direlokasi sengaja ditetapkan tak jauh dari kawasan sungai. "Karena warga akan berat kalau pindah terlalu jauh dari tempat tinggalnya yang dulu, sehingga rusun kami bangun di sini, tentu dengan jarak aman dari sungai," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO