TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap alasan pendapatan Indonesia di sektor pariwisata dalam beberapa tahun ini tak maksimal. Menurut Luhut, Indonesia cukup lambat melalukan perbaikan dari sisi sumber daya manusia maupun infrastruktur.
Baca: Soal Laporan Keuangan Garuda, Luhut: Makanya Jangan Bohong-bohong
"Kita harus koreksi diri. Kita agak lebih lambat melakukan perbaikan-perbaikan," ujar Luhut kala ditemui di kantornya, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa petang, 2 Juli 2019.
Luhut mengakui, sejatinya jumlah pergerakan wisatawan domestik dan kunjungan wisatawan asing di Indonesia tinggi. Namun, pelaku pariwisata dan pemerintah kurang siap.
Lebih jauh Luhut mencontohkan, Indonesia tak siap dari sisi infrastruktur penghubung menuju lokasi destinasi. Selain itu, dari segi amenitas, belum semua tempat wisata menyediakan buah tangan untuk oleh-oleh. "Tidak siap handycraft, budaya tidak dipoles,” ucap Luhut.
Persoalan menyangkut pariwisata ini, ujar dia, telah dibahas dalam rapat terbatas bersama presiden di Istana Bogor beberapa waktu lalu. Presiden menginginkan ada percepatan pengembangan pariwisata, khususnya di empat destinasi superprioritas. Keempatnya adalah Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.
Luhut mengatakan, dalam 3 tahun mendatang, empat destinasi tersebut akan tumbuh seperti Bali saat ini. Adapun kunjungan wisatawan ke empat daerah itu akan mengejar Bali yang sampai saat ini sudah berhasil menarik sedikitnya 400 juta.
Meski masih berbenah, Luhut meyakini pariwisata Indonesia akan cepat tumbuh. Pada akhir tahun ini, ia memproyeksikan kunjungan wisatawan asing mencapai 19-20 juta, melampaui target 18 juta wisman.
Baca: Isu Maskapai Asing, Luhut: Kita Kasih ke AirAsia Dulu
Ditemui di tempat yang sama, Menteri Pariwisata Arief mengatakan kementeriannya mencatat kedatangan jumlah wisman pada kuartal I/2019 telah mengancik hampir 4 juta. Sedangkan pada semester satu ini, ia memperkirakan jumlah kunjungan berlipat menjadi 8 juta. "Akhir tahun ini kami targetkan 18 juta. Lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia yang menyebut 17,6 juta wisman," ucapnya.
Simak berita lainnya terkait Luhut di Tempo.co.