TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti menanggapi kabar tutupnya enam gerai Giant yang tersebar di sekitaran Jakarta. Menurutnya, salah satu alasan ritel menutup tokonya adalah persaingan yang semakin ketat.
Baca juga: Giant Tutup 6 Gerai, Direktur: Terpaksa Dilakukan, Sebab..
"Persaingan di bisnis ritel makanan yang semakin ketat," kata Tjahya kepada Tempo, Kamis, 27 Juni 2019.
Sebelumnya, beredar kabar enam gerai Giant di Jabodetabek akan ditutup pada 28 Juli 2019. Sebelum ditutup, beberapa gerai Giant menggelar diskon tutup toko yang diserbu pembeli.
Tjahya menambahkan, gerai yang ditutup adalah gerai yang terus merugi karena ditinggalkan konsumen. Akibatnya perusahaan harus melakukan efisiensi mengurangi beban biaya operasional dengan menutup beberapa tokonya.
Tjahya menilai penutupan gerai yang dilakukan oleh Giant bisa jadi merupakan strategi perusahaan agar dapat terus bertahan di bisnis ini. "Mungkin ada strategi perusahaan untuk memindahkan tokonya ke lokasi yang lebih menguntungkan," ujarnya.
Dia mengungkapkan, ada toko swalayan yang menutup gerainya dengan alasan efisiensi namun banyak juga toko swalayan yang berformat minimarket terus menambah jumlah gerainya.
Tjahya menuturkan, bisnis ritel secara umum masih menunjukkan trend yang positif. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan pertumbuhan konsumsi barang yang menjadi kebutuhan sehari-hari (Fast Moving Consumer Goods (FMCG) karena FMCG merupakan jenis produk yang menjadi andalan penjualan ritel.
Enam gerai Giant yang akan tutup di Jabodetabek, yakni, Giant Express Mall Cinere Mall, Giant Express Mampang, Giant Express Pondok Timur Tambun, Giant Extra Jatimakmur, Giant Extra Mitra 10 Cibubur, dan Giant Extra Wisma Asri.
EKO WAHYUDI