TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance atau Indef meminta pemerintah kembali waspadai mengenai ancaman perang dagang antara Cina dengan Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan salah satunya dampak terhadap sektor perdagangan Indonesia.
BACA: Perang Dagang, Donald Trump Naikkan Tarif Impor Barang dari Cina
"Jadi memang ada efek yang merugikan Indonesia jika ada perang dagang antara AS dan China. Pemerintah perlu mewaspadai perang dagang ini dengan seksama, lewat jalur perdagangan," kata Tauhid dalam sebuah diskusi yang digelar Indef di Jakarta, Sabtu 11 Mei 2019.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menaikkan tarif impor untuk produk-produk Cina. Seperti dilaporkan berbagai media, Trump menaikkan tarif impor dari 10 persen menjadi 25 persen. Akibat, pernyataan ini perdangan bursa saham di Cina sempat merosot tajam pada Jumat, 10 Mei 2019.
BACA: Dampak Perang Dagang, Harga Koper Hingga Vacum Cleaner Cina Naik
Menurut Tauhid, dengan kenaikan tersebut tentu tidak hanya berdampak pada ekonomi Cina, tetapi juga negara lain termasuk Indonesia. Apabila dalam kurun waktur dekat Cina juga membalas dengan kenaikan tariff impor sebesar 25 persen, maka kedua negara dan seluruh dunia akan terkena dampaknya.
Tauhid menjelaskan, hal ini penting mengingat kondisi ekspor yang melambat pada kuartal I 2019. Menurut Tauhid pada kuartal I 2019, ekspor tercatat melambat sebesar -2,98 persen secara year on year. Angka ini jauh lebih dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,94 persen year on year.
Tauhid menuturkan, dengan kondisi ekonomi dunia yang terus melambat dan ditambah efek perang dagang, maka akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Misalnya, pertumbuhan ekonomi Cina berpotensi terkoreksi sebesar hampir 1 persen pada 2021.
Efeknya, dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi Cina maka juga berpotensi menurunkan permintaan ekspor ke Indonesia. Tauhid mengatakan, penurunan 1 persen PDB Cina akan menurunkan PDB Indonesia sebesar 0,14 persen sementara apabila penurunan 1 persen PDB Amerika akan menurunkan PDB Indonesia sebesar 0,05 persen
"Artinya, PDB kita akan terkoreksi kurang lebih secara bersamaan dapat mencapai 0,19 persen tanpa contagion efek. Efek ini akan lebih besar apabila menjalar kenegara-negara lain yang kemudian berdampak bagi Indonesia," kata Tauhid.
Baca berita tentang Perang Dagang lainnya di Tempo.co.