TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan bersama PT Kereta Api Indonesia atau KAI menyiapkan dana sekitar Rp 900 miliar untuk memulai pembangunan jalur double double track atau DDT segmen selanjutnya. Pembangunan etape kedua mulai dicanangkan untuk rute Cakung-Bekasi sepanjang lebih-kurang 12 kilometer.
Baca juga: Penyelesaian Proyek DDT, Kemenhub Terkendala Pembebasan Lahan
Adapun total anggaran Rp 900 miliar ini digelontorkan untuk implementasi proyek selama 3 tahun. Kementerian Perhubungan menargetkan, DDT segmen II akan beroperasi pada 2021 setelah pembangunannya dimulai pada Juni 2019 nanti.
Kendati proyek siap dikerjakan, Jumardi mengakui pembangunan jalur dwiganda rute Jatinegara-Cakung masih terkendala pembebasan lahan. Saat ini, tanah milik warga seluas 1.600 x 200 meter di Kranji yang akan terdampak proyek DDT belum sah diserahkan kepada PT KAI dan Kementerian Perhubungan.
"Sekarang prosesnya masih di pengadilan," ujarnya. Sedianya, bila tidak terjadi kendala pembebasan lahan, pemerintah bakal mulai membangun proyek DDT segmen Jatinegara-Bekasi pada 2015.
Saat ini, Kemenhub dan PT KAI telah mengelarkan proyek DDT segmen I rute Jatinegara-Cakung. Jalur ganda sepanjang 9 kilometer ini mulai beroperasi pada 12 April 2019 tengah malam.
Hingga 2021, pemerintah memproyeksikan seluruh proyek DDT sepanjang 35 kilometer yang membentang dari Manggarai sampai Cikarang akan kelar. Nilai investasi keseluruhan proyek ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp 3,5 triliun dengan komitmen pinjaman dari pemerintah Jepang.
Setelah proyek selesai, DDT akan berdampak pada efisiensi waktu perjalanan kereta api, baik urban rel maupun intercity. Selain itu, frekuensi kerera api jarak jauk dan kereta rel listril dimungkinkan bertambah.