TEMPO.CO, Jakarta - Penyelesaian proyek rel empat jalur atau double-double track (DDT) masih terkendala beberapa masalah. Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jakarta-Banten Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Yus Rizal, mengatakan pihaknya masih mengalami kendala dalam upaya pemisahan rel untuk kereta jauh dan kereta rel listrik.
Sejumlah kendala tersebut terutama menyangkut pembebasan lahan, peralatan, dan terjadinya kecelakaan kerja, yakni ambruknya konstruksi crane proyek double-double track (rel kereta api) Manggarai-Jatinegara di Matraman, Jatinegara, Jakarta Timur, yang terjadi pada Ahad, 4 Februari 2018 lalu.
“Satker (satuan kerja) mendorong warga untuk meminta hak atas tanah atas kotapraja,” katanya saat kunjungan kerja Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Dipo Cipinang, Jakarta Timur, Minggu, 18 Februari 2018.
Baca juga: Menhub Ingin Proyek DDT Manggarai-Cikarang Selesai Lebih Cepat
PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) harus membebaskan sekitar 8 hektar tanah milik warga. Hingga saat ini, pembebasan tanah baru sekitar 54 persen. Namun, Yus optimistis proyek DDT akan selesai sesuai jadwal.
Tahun lalu Kemenhub telah meresmikan tiga DDT di Stasiun Bekasi Timur, Cibitung, dan Cikarang. Tahun ini diproyeksikan akan diresmikan lima stasiun baru, yaitu Stasiun Klender, Buaran Baru, Klender Baru, Cakung dan Kranji.
Rencananya, DDT di lima stasiun tersebut akan selesai pada bulan Oktober 2018 bersama dengan Dipo Cipinang.