TEMPO.CO, Palembang - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam kampanye di Palembang berjanji untuk membangun industri mobil di dalam negeri jika terpilih memenangkan pemilihan presiden pada tahun ini.
Baca: Beri Pensiun Koruptor, Prabowo Dinilai Tidak Paham Masalah Bangsa
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam kampanye akbar di Palembang kemarin setelah menjanjikan adanya perbaikan harga karet. Terlebih tak sedikit penduduk Sumatera Selatan menggantungkan hidupnya sebagai penggarap kebun karet yang kini terpukul oleh turunnya harga komoditas tersebut.
Industri mobil nasional itu diharapkan dapat menyerap karet rakyat, khususnya sebagai bahan baku pembuatan ban mobil. "Jangan takut, percaya pada kekuatan sendiri. Kita akan buat mobil beneran, bukan mobil ethok-ethok, bukan mobil bohong-bohongan. Bukan mobil bangsa lain, terus ditempelin jadi mobil kita," kata Prabowo dalam kampanye akbar di Benteng Kuto Besak, Palembang, Palembang, Selasa, 9 April 2019.
Dalam kesempatan itu Prabowo menargetkan perolehan suara Prabowo-Sandi hingga 80 persen untuk Sumatera Selatan pada pilpres 17 April 2019. Ia meminta para pendukung semakin militan untuk membantu kemenangan pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
"Khusus untuk Sumsel, jika bisa bantu kami hingga 80 persen karena akan bantu daerah lain. Percayalah, akan terjadi tsunami perubahan, perubahan kehidupan rakyat," kata Prabowo.
Selain menjanjikan perbaikan harga karet, Prabowo juga menyoal soal perbaikan harga sawit. Ia menyatakan bakal mendorong penggunaan minyak sawit untuk bahan bakar minyak.
"Kami akan berjuang agar penghasilan rakyat mencukupi untuk hidup dengan layak dan sejahtera. Bagaimana caranya agar rakyat tersenyum ketika panen tiba," kata Prabowo. Untuk itu, menurut dia, kemenangan Prabowo-Sandi pada pilpres mendatang sebetulnya untuk menyelamatkan bangsa. "Saya ingin mengembalikan harga diri bangsa ini."
Sebelumnya, pemerintah Jokowi diketahui telah mengambil sejumlah langkah untuk menggenjot harga karet di dalam negeri, salah satunya dengan memangkas ekspor. Pemerintah mulai menjalankan kebijakan Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) keenam pada 1 April 2019, guna memperbaiki harga karet alam dunia yang hingga kini masih anjlok.
Dengan kebijakan itu Indonesia akan mengurangi ekspor karet sebesar 98.160 ton dalam empat bulan ke depan, yakni hingga 31 Juli 2019. Kesepakatan tersebut sesuai dengan hasil pertemuan khusus pejabat senior International Tripartite Rubber Council pada 4-5 Maret 2019 di Bangkok, Thailand. Dalam kebijakan AETS ke-6, negara-negara eksportir karet sepakat untu mengurangi ekspor karet alam sebesar total 240.000 ton selama empat bulan.
Presiden Jokowi juga sudah meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk menggunakan karet rakyat sebagai bahan tambahan mengadon aspal dalam pembangunan jalan. Penggunaan karet rakyat ini diharapkan bisa membantu mendongkrak harga komoditas di dalam negeri meskipun di pasar internasional tengah anjlok.
Baca: Cara Prabowo Raih Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Dinilai Parsial
"Pak Menteri sekarang ngaspal jalan itu jangan pakai hanya aspal, campur dengan karet, dicoba dulu. Sudah dicoba, sudah dicoba di Sumsel, di Riau, dan Jambi. Sudah dicoba hasilnya bagus," ujar Jokowi seperti dikutip dari situs sekretariat kabinet, Sabtu, 9 Maret 2019.
ANTARA | CAESAR AKBAR