TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menaruh perhatian besar pada temuan bungkus mie instan di Pantai Sendang Biru, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang viral di media sosial. Sampah tersebut disoroti lantaran ditengarai sudah berusia 19 tahun lamanya.
Simak juga: Ancaman Susi Pudjiastuti Jika Ada Ikan Tercecer di PIM Muara Baru
"Di Internet ada Twitt tentang Sarimi (Indomie) 19 tahun yang lalu. Sampah plastik ini sampai 400 tahun tidak akan bisa diurai," kata Susi saat menjadi pembicara kunci dalam talkshow "Semangat Memperkuat Budaya Maritim untuk Bela Negara Generasi Milenial" di Universitas Sahid, Selasa, 9 April 2019.
Menurut Susi, penemuan sampah berusia belasan tahun ini hanya salah satu contoh menumpuknya limbah plastik di Tanah Air. Ia lantas menyatakan keprihatinannnya lantaran saat ini Indonesia menjadi produsen sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina.
Maka, Susi mengimbau pun mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. "Mohon kurangi dari diri kita sendiri. Pakai tumbler, tas anyam, kantong kain," pinta di.
Ia juga meminta masyarakat mulai menanggalkan sedotan plastik. Susi bahkan berseloroh, masyarakat boleh saling mengingatkan. "Boleh bully yang pakai sampah plastik," ucap Susi yang ditimpali tepuk tangan peserta.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Plastik Indonesia atau INAPLAS, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Adapun 3,2 juta ton di antaranya adalah limbah plastik dan yang dibuang ke laut.
BACA: Alasan Kadin Dukung Luhut Revisi Larangan Menjual Benih Lobster
Adapun peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Muhammad Reza Cordova, dalam penelitiannya akhir tahun lalu, memaparkan mikro plastik terbanyak ditemukan di permukaan air Sulawesi Selatan dan Teluk Jakarta. Di dua daerah tersebut terdapat 7,5 sampai 10 partikel per meter kubik. Pada sedimen di Aceh, Sulawesi Selatan, dan Biak juga ditemukan lebih dari 100 partikel per kilogram.