TEMPO.CO, Jakarta - Sosok Achmad Zaky tidak bisa dipisahkan dari Bukalapak. Sebagai pendiri sekaligus CEO, cerita liku-liku Achmad Zaky merintis dan membesarkan Bukalapak selalu menarik untuk diketahui publik.
Baca: Sri Mulyani: Go-Jek dan Bukalapak Berhasil karena Fokus Hal Kecil
Achmad Zaky membesarkan Bukalapak bersama Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid pada Januari 2010 di Bandung. Bagaimana perjalanan Achmad Zaky membangun unicorn ini? Di hadapan ribuan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), Ahmad Zaky menuturkan kisah suksesnya.
Ia menutuskan selalu senang hal baru. "Hal baru memberikan pembelajaran baru dan wawasan baru. Kampus ITB saya manfaatkan juga untuk mengeksplor hal-hal baru," ujarnya.
Di ITB, Ahmad Zaky bergabung dengan banyak organisasi. "Dari kelompok mahasiswa ITB saya belajar berpikir kritis (kadang sering demo). Dari himpunan saya belajar kekompakan. Dari Menwa saya belajar kedisiplinan dan ketahanan," ujarnya.
Dia juga senang mengikuti berbagai lomba-lomba di bidang software sehingga memiliki tabungan yang lumayan besar. Berbekal tabungan itu, bersama teman-teman di Techno Entrepreneurship Club, Ahmad Zaky memulai usaha.
"Kami berpikir, mahasiswa ITB harusnya membuka lapangan pekerjaan, bukan malah mendesak mahasiswa lain yang dulu sudah gagal masuk ITB, masa harus gagal lagi masuk dunia kerja gara-gara mahasiswa ITB, ha ha ha," ujarnya.
Di klub ini, Ahmad Zaky dan teman-temannya membuat warung mie ayam sebagai eksperimen. "Semua menggunakan uang pribadi kami, dan ternyata gagal. Di sinilah saya pertama kali gagal dan kehilangan uang besar untuk pertama kalinya," katanya.
Sempat sedih, Ahmad Zaky pun bangkit. Justru kegagalan saat kuliah menjadi cambuk baginya memulai usaha. "Tapi belakangan saya bersyukur, karena kegagalan inilah saya bisa lebih matang menyiapkan eksplorasi saya selanjutnya," ujarnya.
Setelah lulus kuliah pada 2011, Ahmad Zaky pun memutuskan memulai situs marketplace Bukalapak. Ia melihat banyak penduduk di kampungnya yang berwirausaha, namun tak kunjung maju.
Bersama temannya, Zaky pun membuat situs yang bisa menampung usaha kecil dan menengah. Padahal saat itu bisnis internet belum sebesar saat ini.
Kini, platform belanja online ini telah berhasil menembus status sebagai unicorn dengan valuasi aset mencapai US$ 1 miliar. Bukalapak mengaku sejak 2018 sudah mencatatkan transaksi hingga Rp 4 triliun per bulan.
BISNIS