TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK memperkirakan industri perbankan nasional bakal terus menuju arah konsolidasi. Konsolidasi perbankan terjadi baik melalui akuisisi maupun merger sejalan dengan ketatnya persaingan dan perkembangan teknologi sistem keuangan.
Baca: JK: Tiket Pesawat Dipaksa Terus Murah, Maskapai Bisa Bangkrut
JK menjelaskan, pada tahun 1998 terdapat lebih dari 250 bank pada 1998 dan seiring dengan perjalanan waktu, jumlahnya terus menyusut lebih dari setengahnya. Saat ini jumlah bank umum di Indonesia berkisar 118 perusahaan.
"Ke depan akan terjadi merger alamiah. Saya perkirakan yang ideal 20 - 30 bank," kata JK di Perbanas Institute, Jakarta, Rabu, 27 Februari 2019.
Konsolidasi perbankan ini, menurut JK, akibat tekanan teknologi yang semakin maju. Perusahaan rintisan bidang teknologi keuangan membuat pola bisnis baru bagi industri ini.
"Kalau kita bicara bank, maka tanpa pengetahuan tentang IT, bank akan ditinggalkan," kata JK. Dan dengan dukungan teknologi itu, maka arah industri perbankan saat ini akan semakin jauh dari monopoli.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2018, jumlah bank umum di Indonesia saat ini sebanyak 115 entitas bank. Sedangkan jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mencapai 1.597 bank.
Baca: JK Soal DP Nol Persen Kendaraan: Kredit Macet, High Risk
Dari sisi aset, bank umum di Indonesia memiliki aset sebesar Rp 8.068,35 triliun hingga Desember tahun lalu. Selama periode itu, nilai penyaluran kredit mencapai Rp 7.809,99 triliun.
BISNIS