TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku belum mendapat informasi utuh soal warganya yang tewas menjadi korban mutilasi di Malaysia. “Saya belum dapat informasi seutuhnya. Tapi jika benar itu warga Jawa Barat, kita turut berduka cita karena kriminalitas bisa hadir di mana saja,” kata dia di Bandung, Rabu, 13 Februari 2019.
BACA: Tersangka Mutilasi Bos Tekstil Bandung Warga Negara Pakistan
Ridwan Kamil berharap, otoritas kepolisian di Malaysia secepatnya bisa mengungkap kasus tersebut. “Mudah-mudahan polisi setempat bisa mengungkap kebenaran, dan menangkap pelakunya,” kata dia.
Ridwan Kamil mengingatkan warga Jawa Barat yang hendak bepergian keluar negeri agar tetap menjaga keselamatan dirinya. “Juga mengingatkan pada warga Jawa Barat, kalau bepergian harus hati-hati menjaga diri, apalagi di negeri orang,” kata dia.
Ridwan Kamil mengaku, selaku gubernur dirinya menyerahkan pada pemerintah pusat atas kasus tersebut. “Bedakan kapasitas pemerintah daerah dan kapasitas nasional, kalau warga negara Indonesia itu keluar negeri, lintas negara, maka tanggung jawab nomor satunya di pemerintah pusat. Pernyataan (soal perlindungan warga negara di luar negeri) itu adanya di pemerintah pusat,” kata dia.
BACA: Sidik Jari Korban Mutilasi di Malaysia Dikirim ke Mabes Polri
Sebelumnya, pengusaha tekstil asal Bandung, Nuryanto, 37 tahun, diduga menjadi korban mutilasi di Malaysia, pada pertengahan Januari 2019 lalu. Pengacara korban, Hermawan, mengatakan informasi bahwa kliennya dimutilasi berasal dari Kepolisian Malaysia.
"Kabar tersebut didapatkan setelah salah satu relasi Hermawan yang ada di Malaysia melaporkan adanya kehilangan orang kepada pihak polisi," kata Hermawan ketika dihubungi Tempo pada Sabtu, 9 Februari 2019.
Hermawan mengatakan, Yanto diketahui berangkat ke Malaysia pada 17 Januari 2019 menggunakan pesawat AirAsia. Ia berencana kembali ke Tanah Air pada 23 Januari 2019.
Baca berita tentang Ridwan Kamil lainnya di Tempo.co.
Menurut Hermawan, keluarga mendapat kabar adanya dugaan Yanto dibunuh mutilasi pada 26 Januari 2019 setelah kepolisian setempat mengumumkan ditemukannya sesosok mayat yang telah dimutilasi di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia. Ciri-ciri mayat tersebut mirip dengan Yanto yang sebelumnya dilaporkan hilang. Saat ditemukan beberapa bagian mayat tersebut hilang. Selain itu, ditemukan pula handphone yang diketahui milik Yanto.
Belakangan, Polisi Diraja Malaysia telah menangkap dua orang yang diduga pelaku mutilasi terhadap pengusaha tekstil asal Bandung, Jawa Barat. Nuryanto, si pengusaha, ditemukan tewas dan menjadi korban mutilasi bersama temannya, Ai Munawaroh, pada 29 Januari 2019.
"Polisi Diraja Malaysia (PDRM) sudah mengamankan dua terduga pelaku warga negara Pakistan, yang juga merupakan teman bisnis dari korban," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, pada Selasa, 12 Februari 2019.
PDRM pun, kata Dedi, telah meminta sejumlah bukti terkait kedua korban untuk mempermudah proses penyidikan dan identifikasi jasad. Bukti itu adalah hasil percakapan di aplikasi percakapan WhatsApp, informasi transaksi keuangan untuk rekening atas nama Nuryanto, dan sidik jari.
Menurut Dedi, sidik jari yang ditemukan di lokasi kejadian baru satu tangan. Diidentifikasi tangan tersebut tangan laki-laki. "Jadi sangat besar kemungkinan tangan tersebut milik saudara Nuryanto," ucap Dedi.
Baca berita tentang Ridwan Kamil lainnya di Tempo.co.