TEMPO.CO, Jakarta - Sales Executive Industry dan Marine PT Pertamina Wilayah Kalimantan Barat, Nuriz Zaman membantah jika ketahanan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk PLN tidak mencukupi. Sebab, Pertamina menyuplai penuh untuk kebutuhan PLN.
Baca juga: PLN Putussibau Padamkan Listrik Bergilir Karena Keterbatasan BBM
"Pertamina prioritaskan pasokan minyak untuk PLN, jadi ketahanan minyak PLN masih aman," kata Nuriz Zaman, dihubungi Antara dari Putussibau, Kapuas Hulu, Rabu, 13 Februari 2019.
Menurut Nuriz, jika pun PLN melakukan pemadaman kemungkinan bukan karena kekurangan ketahanan BBM, pemadaman mungkin karena pemeliharaan bukan karena BBM.
Dia khawatir ada miskomunikasi di PLN. Sebab Pertamina juga sudah mengecek langsung ke PLN pusatnya yang ada di Pontianak.
Sebelumnya Manager PT PLN Putussibau, Ibnu mengatakan penyebab pemadaman listrik bergilir di wilayah putusibau dan sekitarnya dikarenakan karena pasokan BBM dari Pertamina tidak mencukupi.
"Ketahanan BBM di Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) Sawai Putussibau hanya mampu bertahan untuk empat hari mendatang," kata Ibnu.
Atas kondisi tersebut, kata Ibnu, PLN Putussibau sudah memberikan pengumuman kepada seluruh masyarakat terkait penyebab dilakukannya pemadaman listrik bergilir.
Di tempat terpisah, pihak PT Kedamin Jaya, Hermanto mengatakan pihaknya sebagai pihak penyuplai BBM dari Pertamina ke PLN dalam bulan ini baru menyuplai 15 tangki minyak untuk PLTD Sawai Putussibau.
"Memang stok BBM untuk PLN dari Pertamina kurang, karena rata - rata kurang lebih 50 tanki minyak dalam sebulan jika itu normal, ini sudah tanggal belasan baru 15 tangki saja," kata Hermanto.
Menurut Hermanto, Kedamin Jaya menunggu ketersediaan dari pihak Pertamina. Jika stok lancar maka suplai ke PLN pun lancar. "Kami ambil minyak dari depot Sintang dan memang kurang," ucap Hermanto.
Warga Putussibau, Muhammad Idris meminta persoalan minyak tersebut segera teratasi, sebab itu menyangkut kebutuhan masyarakat. "Kami minta PLN dan Pertamina segera berkoordinasi untuk mengatasi persoalan jangan sampai saling menyalahkan satu dengan yang lainnya sehingga berdampak terhadap masyarakat luas," kata Idris.
ANTARA