TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan realisasi investasi sepanjang 2018 hanya tumbuh 4 persen saja. Padahal di 2017, realisasi investasi bisa tumbuh lebih tinggi hingga 10 persen.
BACA: Imlek 2019, Sebagian Besar Saham Asia Perpanjang Kenaikan
"Itu salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara total di bawah keinginan kami," kata Thomas saat ditemui usia acara Indonesia Economic and Investment Outlook 2019 bersama Uni Eropa di Kantor BKPM, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Februari 2019.
Data realisasi investasi ini, sebenarnya telah diumumkan BKPM sejak 30 Januari 2019. Realisasi investasi sepanjang tahun 2018 hanya mencapai Rp 721,3 triliun alias sekitar 94 persen dari target. Saat itu, Lembong menyebut transisi perizinan ke sistem Online Single Submission alias OSS sedikit banyak mempengaruhi tren perlambatan investasi di tahun tersebut.
Pada hari yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi 2018 mencapai 5,17 persen, lebih rendah dibanding target di APBN yang sebesar 5,4 persen. Tahun 2017, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,07 persen, di bawah target 5,2 persen.
Saat dikonfirmasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan lesunya ekonomi dunia menjadi salah satu sebab pertumbuhan ekonomi RI tak mencapai target. "Ekonomi dunia sedang tidak berfungsi dengan baik, apalagi ekspor kita," ujar Darmin di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu, 6 Februari 2019.
Menurut Thomas, total investasi asing sedikit melambat akibat Foreign Direct Investment (FDI) secara global juga tengah mengalami penurunan. Akan tetapi, dia yakin, kondisi ini akan berbalik di paruh kedua 2019.
Salah satu alasannya adalah pertumbuhan ekonomi Amerika yang membaik karena jumlah pengangguran yang semakin turun. "Dengan begitu, pasti The Fed akan kembali mengkaji kenaikan suku bunganya," kata Lembong. Jika benar terjadi, maka aliran modal bisa kembali masuk ke negara berkembang seperti Indonesia.
Selain itu, kata Thomas, BKPM telah melalukan dialog bersama investor-investor besar yang optimistis dengan iklim investasi Indonesia. "Mereka semakin nyaman bahwa badai sudah berlalu, sudah lewat."
Dalam beberapa bulan ke depan, Thomas menyebut akan ada juga groundbreaking dari beberapa pabrik bernilai puluhan triliun rupiah di Banten, Jabodetabek, dan Jawa Barat.
FAJAR PEBRIANTO I CAESAR AKBAR