TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Panin Asset Management, Ridwan Sutedja menyampaikan sejumlah tantangan investasi yang bakal dihadapi investor di tahun 2019. Salah satunya tantangan yang paling dekat berasal dari faktor eksternal yaitu potensi pelemahan ekonomi Amerika Serikat.
Baca juga: Pilpres 2019 Diprediksi Bakal Hambat Investasi di Sektor Energi Terbarukan
"Ini salah satunya terjadi karena adanya momen government shutdown yang saat ini berlangsung," kata Ridwan dalam diskusi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 21 Januari 2019. Adapun Panin Asset Management merupakan perusahaan manajemen investasi yang memiliki spesialisasi dalam reksa dana saham dan pendapatan tetap di Indonesia.
Selanjutnya, kata Ridwan, tantangan datang dari perang dagang yang diperkirakan akan terus berlanjut pada 2019. Penyebabnya, kata Ridwan, pemerintah dan DPR Amerika Serikat cenderung sepakat pada kebijakan luar negeri oleh Donald Trump, salah satunya untuk melanjutkan kebijakan perang dagang.
Lalu, kata Ridwan, beberapa faktor lain yaitu suku bunga The Fed yang sudah mencapai puncaknya sehingga diperkirakan tidak akan ada lagi penyesuaian. Kemudian, nilai tukar dolar AS yang cenderung melemah, harga minyak dunia yang turun ke level 50 sampai 60 US$ per barrel, harga Crude Palm Oil alias CPO yang mulai naik, harga batu bara yang stabil di harga 100 US$ per ton, dan terakhir sentimen untuk investasi di negara berkembang seperti Indonesia yang mulai positif.
Sementara di sisi domestik, Ridwan menyebutkan sejumlah faktor yang menjadi tantangan, salah satunya yaitu momen Pemilu Presiden 2019. Namun, kata Ridwan, faktor ini tidak akan terlalu besar berdampak karena hampir mendekati pemilu.
Berdasarkan pengalaman Panin Asset Management selama ini, kata Ridwan, resiko paling tinggi terjadi pada 6 hingga 1 tahun menjelang pemilu. Begitu calon presiden yang akan bertarung sudah muncul, maka resiko investasi dari sektor ini akan menurun. "Karena sudah dapat gambaran siapa calon yang kuat di pilpres nanti, dengan adanya kepastian itu, maka resikonya jadi lebih kecil," ujarnya.
Selanjutnya, beberapa tantangan domestik lainnya yaitu pendapatan dan konsumsi masyarakat yang meningkat, tantangan pada defisit transaksi berjalan melonggar, tekanan pada rupiah yang juga melonggar. Tantangan investasi terakhir, kata Ridwan, yaitu adanya kebijakan pemerintah yang mulai meningkatkan partisipasi swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. "Ini jadi peluang," kata Ridwan.