TEMPO.CO, Washington DC - Nilai perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat berpotensi mencapai US$ 50 miliar per tahun atau hampir dua kali lipat dari nilai perdagangan kedua negara saat ini yaitu US$ 25,92 miliar per tahun.
Baca juga: Atasi Tekanan Ekonomi Global, Indonesia Buka Pasar Baru
"Tidak semua statistik menampilkan potensi perdagangan yang sesungguhnya," kata Dubes RI untuk AS, Budi Bowoleksono di KBRI Washington DC, Amerika Serikat, Senin waktu setempat atau Selasa WIB, 15 Januari 2019.
Menurut Budi, target untuk bisa mencapai perdagangan sekitar US$ 50 miliar per tahun bukanlah hal yang ambisius, tetapi merupakan harapan yang sangat realistis untuk ditargetkan.
Apalagi, ujar dia, pemerintah Indonesia saat ini telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka menghilangkan hambatan perdagangan.
Sementara itu, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita saat membuka "Business Plenary Forum" di Washington DC, Senin, juga menyatakan optimisme bahwa nilai perdagangan antara Indonesia dan AS bisa melesat ke depannya.
"Setiap kunjungan ke negara-negara lain saya membuat bisnis forum sehingga kunjungan itu bisa lebih efektif dan bermanfaat bagi perdagangan kita dan investasi kita. Demikian pula di AS," kata Enggartiasto.
Menteri Perdagangan juga mengingatkan bahwa saat ini perdagangan dengan AS lebih memberikan keuntungan dan surplus yang besar bagi perekonomian Indonesia.
Ia mengemukakan, misalnya kedelai dari Amerika Serikat ternyata terkenal akan kualitasnya yang baik sehingga sangat dibutuhkan pengusaha tahu tempe di tanah air. Demikian pula ekspor perhiasan Indonesia ternyata pasar sasaran yang terbesar volumenya adalah AS.
Total perdagangan Indonesia-AS mencapai US$ 25,92 miliar, surplus untuk Indonesia sebesar US$ 9,7 miliar. Sementara total perdagangan dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren positif sebesar 0,39 persen. Pada 2017, AS merupakan negara tujuan ekspor nonmigas ke-2 setelah Cina dengan nilai US$ 17,1 miliar.
Sedangkan produk ekspor utama Indonesia ke AS, antara lain udang; karet alam; alas kaki; ban, dan pakaian wanita. Dari segi impor, AS menjadi negara sumber impor nonmigas ke-5 bagi Indonesia senilai 7,7 miliar dolar. Produk impor utama Indonesia dari AS, antara lain kacang kedelai, kapas, gandum, residu pabrik tepung dan limbah makanan, serta makanan olahan untuk hewan.
ANTARA