TEMPO.CO, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk. menyebut proyek LRT Jabodebek atau Light Rail Transit Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi telah dilakukan berdasarkan persiapan dan studi yang matang. Nilai proyek sebesar Rp 500 miliar per kilometer (km) pun dinilai lebih murah ketimbang proyek serupa di negara lainnya.
Baca: Adhi Karya Jawab Kritik Jusuf Kalla Soal Biaya LRT Kemahalan
General Manager LRT Departemen Adhi Karya, Isman Widodo, menyebut nilai secara total sebenarnya Rp 673 miliar per km. "Itu kalau termasuk rolling stock, sarana dan prasarana lainnya," kata dia saat ditemui di salah satu lokasi proyek yaitu Stasiun LRT Cawang, Jakarta Timur, Senin, 13 Januari 2019.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK mengkritik biaya pembangunan LRT yang dianggap kemahalan yaitu mencapai Rp 500 miliar per kilometer. JK menilai biaya pembangunan yang sangat besar ini sangat tidak efisien dan bakal membuat biaya balik modal oleh Adhi Karya bakal berat.
Atas kritik JK itu, Adhi Karya menegaskan bahwa biaya pembangunan LRT Jabodebek masih lebih murah dibandingkan proyek di beberapa negara lain. Sebagai perbandingan yaitu nilai pembangunan LRT Jabodebek hanya berselisih tipis dengan LRT Houston di Amerika Serikat mencapai Rp 688 miliar per km.
Selanjutnya, LRT Jabodebek juga masih lebih murah ketimbang LRT Lahore di Pakistan Rp 797 miliar per km, LRT Kelana Jaya di Malaysia Rp 807 miliar per km, LRT Manila di Filipina Rp 904 miliar per km, LRT Dubai di Uni Emirat Arab Rp 1 triliun per km, dan yang paling besar LRT Calgary di Kanada Rp 2,1 triliun per km.
Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Pundjung Setya Brata, bahkan menyebut sudah ada perwakilan dari Malaysia yang datang untuk belajar ke Adhi Karya untuk pembangunan LRT di negara mereka. Perwakilan itu bahkan meminta Adhi Karya bersedia mengirimkan insinyur mereka ke Malaysia untuk membantu. "Tapi saya bilang nanti dulu, nanti insinyur saya mereka bajak," ujar Pundjung.
Meski ada kritik itu, proyek LRT Jabodebek terus berlanjut dan mencapai 56,41 persen sejak dibangun pada September 2015. Pundjung menambahkan, bahwa pada April dan Mei 2019 ini, akan dilakukan elektrifikasi atau pembangunan sistem persinyalan di sepanjang 44,34 kilometer total rel.
Baca: Juni Uji Coba, Pembangunan LRT Jabodebek Capai 56,41 Persen
Rencananya per Juni akan dilakukan uji coba kereta pertama. Lalu barulah pada Maret 2021, LRT Jabodebek akan dibuka secara komersil untuk publik.