TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan menggandeng Malaysia dan Thailand untuk membahas harga karet yang saat ini sedang rendah. Pertemuan tersebut bertujuan mencari strategi bersama agar harga karet bisa kembali stabil.
Baca juga: Di Palembang, Jokowi Soroti Masalah Harga Sawit dan Karet
"Kelihatannya ada yang perlu dibicarakan dengan mereka agar harga sesuai supply dan demand. Kalau stok tidak oversupply, namun kenapa harga kok jatuh. Jadi Itu perlu kerja sama, paling tidak dengan Thailand dan Malaysia. Kalau sendiri tidak bisa," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat, 11 Januari 2019.
Dia mengatakan saat ini pemerintah sedang menggalang komunikasi dengan Thailand, dari pemerintah maupun asosiasi pengusaha di sana. "Begitu juga dengan Malaysia, sudah pada tahu sebenarnya, tapi kita perlu duduk bersama, untuk kemudian nanti mengambil langkah supaya mekanisme lebih benar," ujarnya.
Darmin mengatakan Kemenko Perekonomian sudah rapat beberapa kali membahas soal harga karet itu. Hal tersebut karena Kemenko melihat harga karet saat ini turun drastis, dalam beberapa hari terakhir, hanya sedikit kenaikan.
Darmin berharap ke depan ada cara supaya harga karet bisa diperbaiki. Salah satunya dengan meningkatkan penggunaan karet. Menurut dia, kalau penggunaan naik, harganya bisa ikut naik.
"Menggunakan karet untuk penggunaan lain yang tidak biasa, soal aspal. Biaya mungkin sedikit naik, tapi daya tahan lebih lama, sehingga masih ada benefitnya, tapi kan itu perlu menyiapkan pengolahannya," kata Darmin.
Kedua, menurut dia, jalan berikutnya yaitu dengan menjadikan karet sebagai bagian bahan untuk aspal. "Karet yang dicampur dengan aspal ada dua macam, yang pertama latex, dicampur dengan aspal, itu biasanya lebih cepat karena pengolahannya kecil-kecil, tapi tidak tahan lama, dalam arti kalau sudah dicampur harus langsung dipakai, cepat-cepat, tidak bisa disimpan, itu berarti jalannya, mestinya tidak bisa jauh-jauh dari karetnya," ujarnya.
Darmin Nasution juga melihat penggunaan karet sebagai bagian untuk aspal perlu memperhatikan wilayah. "Kalau karetnya ada di Sumatera ya tidak bisa jalannya di Sulawesi," ujar dia.