TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengadakan pertemuan dengan sejumlah investor/calon investor dari Cina pada Kamis, 10 Januari 2019. Dalam pertemuan tersebut Luhut membahas pengembangan kawasan industri bisnis di Morowali atau Indonesia Morowali Industrial Park.
BACA:Luhut: Jika Pengelolaan Utang Berbahaya, Respons Market Gak Bagus
Dalam pertemuan tersebut, Luhut mengatakan pemerintah mendorong upaya pengembangan kawasan industri ini tetapi ada syarat yang tidak boleh diabaikan. "Syaratnya, anda harus menggandeng partner lokal. Hal ini tidak boleh ditawar. Tentunya kerja sama itu harus menguntungkan kedua belah pihak," kata Luhut seperti dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat 11 Januari 2019.
Dalam pertemuan itu turut hadir Direktur Utama PT Inalum, Budi Gunadi Sadikin. Kemudian, hadir pula CEO dari Busana Aparel Grup, Maniwanen yang mewakili sektor swasta dan berbicara tentang prospek bisnis di Indonesia dan aktivis reformasi Hariman Siregar.
Dalam acara gelaran makan malam tersebut, Luhut mengungkapkan keinginan pemerimtah untuk mendekatkan industri hulu dan hilir dalam satu kawasan. Dengan cara ini, tingkat impor dari proses industri diharapkan bisa berkurang.
BACA:Laporan Bank Dunia Soal Infrastruktur, Luhut: Pencapaian Bagus
Saat ini, kawasan industri Morowali telah menghasilkan produk baja karbon serta batu baterai. Dengan berada dalam satu kawasan diharapkan ada produk turunan dari proses industri baja di wilayah ini.
Khusus mengenai produksi batu baterai, Luhut menyarankan investor untuk memfokuskan produk untuk sepeda motor. Selain itu, produk baterai untuk kendaraan umum dan juga batu barerai untuk mobil pribadi.
"Produk baterai yang dihasilkan nantinya difokuskan pada baterai untuk sepeda motor, lalu baterai untuk kendaraan umum baru setelah itu baterai untuk kendaraan pribadi," kata dia.
Luhut melanjutkan kerja sama dengan partner lokal bukan saja hanya di bidang industri. Ia menuturkan, Universitas Tsinghua dari Beijing telah menyatakan minat untuk mendirikan pusat riset di Morowali. Pembangunan pusat riset ini tentunya akan bekerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia.