TEMPO.CO, Jakarta - Politisi Yenny Wahid mengajak para perempuan untuk lebih berkecimpung di dunia maritim karena industri maritim bukan industri yang tabu untuk perempuan.
Baca juga: Prabowo Didukung Cucu Pendiri NU, Yenny Wahid: Saya Enggak Kaget
"Memperluas peran perempuan memang harus sosialisasi mengundang banyak perempuan untuk bergabung dalam industri ini. Industri ini bukan industri yang tabu dimasuki perempuan ini industri sama seperti industri lainnya sangat terbuka," kata Yenny di sela-sela acara "Women in Maritime" di Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018.
Menurut Yenny, saat ini peran perempuan belum optimal di dunia maritim. Padahal potensi maritim dalam menyumbang ke negara sangat lah besar. Yenny mengatakan ke depannya bukan lagi otot yang bekerja, melainkan mental serta "artificial intelligence".
"Perempuan masih ada hambatan psikologis seolah sektor maritim adalah sektor dominan laki-laki, tidak harus seperti itu karena dengan zaman sarat teknologi saat ini kita melihat ke depan itu buka kekuatan otot tapi kekuatan mental. Kalau sudah kekuatan mental baik maupun laki-laki punya potensi yang sama ke depan," katanya.
Baca Juga:
Dia menambahkan agar perempuan bisa lebih memiliki ruang untuk berkembang di dunia maritim, harus dipastikan suasana industri tidak ada diskriminasi, baik pelecehan seksual maupun penghasilan. Yenny menyebutkan secara global gaji pegawai perempuan lebih rendah 30 persen dari gaji laki-laki.
"Kalau bisa ditingkatkan sama akan ada kesetaraan maka itu akan mengundang perempuan juga masuk ke industri ini," katanya.
Selain itu, menurut dia, perempuan masih terbentur sempitnya kesempatan yang diberikan dibandingkan laki-laki. Contohnya promosi jabatan.
"Akses terhadap promosi lebih banyak diberikan kepada laki-laki daripada perempuan walaupun keahliannya sama, ini masuknya cara pandang masyarakat kita yang patriarki menganggap perempuan di belakang. Maka ada hambatan psikologis prioritas utama diberikan ke laki-laki hambatannya dua, yaitu hambatan struktural dan hamabatan nonstruktural, yaitu kultural," katanya.
Yenny menyebut saat ini perempuan sudah mendapatkan ruang yang lebih. Contohnya sejumlah menteri merupakan perempuan, seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Namun perlu dikembangkan juga infrastruktur pendidikan yang mendukung.
"Bahwa industri maritim punya potensi yang luar biasa sebagai penyumbang devisa kita perlu membangun infrastruktur pendidikan fokus ke arah sana, kemudian bisa memfasilitasi anak-anak bangsa kita untuk lebih belajar memperdalam keahliannya dan dipastikan industrinya dengan regulasi yang jelas bisa menyerap tenaga kerja terutama tenaga kerja perempuan," kata Yenny Wahid.
ANTARA