TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penerimaan negara selama 2018 mengalami pertumbuhan. Ia memperkirakan total penerimaan negara pada tahun ini tumbuh 18,2 persen.
Baca: Sri Mulyani: Dunia Usaha Akan Hadapi Lesunya Permintaan
Ia menjelaskan target penerimaan sebesar Rp 1.894 triliun yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terlampaui. Pemerintah memperkirakan penerimaan negara tahun ini mencapai Rp 1.936 triliun
"Untuk pertama kalinya penerimaan negara akan mencapai melebihi apa yang ada di dalam Undang-Undang APBN. Jadi penerimaan kita bagus," katanya usai sidang kabinet paripurna tentang Capaian 4 Tahun RPJMN 2015-2019 di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 5 Desember 2018.
Sri merincikan penerimaan negara dari pajak tumbuh mencapai 15,2 persen, dari bea cukai tumbuh 14,7 persen, dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh 28,4 persen. "Ini outlook-nya sampai akhir tahun. Nanti tanggal 31 kami pasti update angka realisasi tapi kami sudah itung sampai minggu pertama kemarin," ujarnya.
Selain itu, pemerinth mengklaim belanja negara di tahun ini membaik. Sri memperkirakan hingga akhir tahun belanja mencapai Rp 2.210 triliun atau tumbuh 11 persen.
Angka tersebut, kata dia, lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya tumbuh 6,9 persen. "Jadi dua-duanya (pendapatan dan belanja) meningkat secara baik," katanya.
Sri menuturkan total keseluruhan APBN 2018 diperkirakan hanya mengalami defisit sebesar 1,86 persen atau lebih rendah dari yang ditetapkan UU APBN, yakni 2,19 persen.
"Ini perbaikan APBN yang bagus sebagai modal kami menghadapi ketidakpastian 2019 apakah itu yang berasal dari kesepakatan perdagangan antara Amerika dengan Cina kemudian kelesuan atau perlemahan ekonomi dunia," kata Sri Mulyani.