TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Ketut Diarmita membantah pernyataan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera, soal harga jual telur ayam ras di Malaysia lebih murah dibandingkan di Indonesia.
Baca juga: Prabowo Sebut Tiga Swasembada yang Bikin Indonesia Sejahtera
"Harga telur ayam ras di Indonesia baik di tingkat peternak maupun di pasar-pasar konsumen masih sedikit di bawah harga di pasar Malaysia," tutur Ketut dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 24 November 2018.
Selasa lalu, Mardani Ali Sera mengatakan harga telur di Malaysia lebih murah dibandingkan di Indonesia. Dia mengatakan harga telur di Malaysia Rp 12 ribu per kilogram, sedangkan di Indonesia Rp 25 ribu.
Menurut Ketut, harga rata-rata telur ayam ras pada 22 November di Malaysia untuk tingkat peternak RM 38 (setara dengan Rp 131.632) per 100 butir telur. Jika dikonversi ke rupiah per kg dengan asumsi 1 kg telur sama dengan 17 butir, maka rata-rata senilai Rp 22.513 per kilogram. Sedangkan untuk tingkat konsumen, Lembaga Pemasaran Pertanian Persekutuan (lembaga yang mengurusi produk pertanian di Malaysia) menginformasikan harga per butir telur 0.43 RM atau Rp 25.475 per kilogram.
Ketut mengatakan jika dibandingkan dengan harga telur ayam ras di Malaysia, harga komoditas telur di Indonesia tidak berbeda jauh. Pada Minggu ke-II November 2018 harga telur di Indonesia rata-rata berada di kisaran Rp 19.209 per kilogram.
Harga tersebut, kata Ketut, sudah sesuai dengan harga acuan pembelian tingkat Petani yang diatur oleh Kementerian Perdagangan melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018, yaitu dengan kisaran Rp 18 ribu per kilogram sampai Rp 20 ribu per kilogram.
Ketut menambahkan, berdasarkan pantauan harga dari para petugas pelayanan informasi pasar (PIP), secara detil harga di tiga sentra utama telur pada 23 November tercatat di tingkat peternak, harga rata-rata di Provinsi Jawa Barat Rp 20.190 per kilogram, Jawa Tengah Rp 19.760 per kilogram, dan Jawa Timur Rp 19.360 per kilogram.
Untuk harga rata-rata tingkat konsumen, kata Ketut, di Provinsi Jawa Barat Rp 22.650, Jawa Tengah Rp 22.177, dan Jawa Timur Rp 21.667 per kilogram.
"Hal ini (pernyataan Wakil Ketua BPN Prabowo, Mardani Ali Sera) perlu diluruskan, agar peternak dan konsumen, serta masyarakat umum tidak terombang ambing oleh pemberitaan yang tidak seimbang," kata dia.