TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT melakukan pengujian pemancar kotak hitam alias black box Lion Air JT 610 apabila tertimbun lumpur. Hal ini dilakukan untuk memahami karakteristik pemancar yang menempel pada black box Cockpit Voice Recorder (CVR) milik pesawat tersebut.
Baca: Usai Insiden Lion Air, Dirjen Perhubungan Udara Dicopot
Saat ini, sudah sekitar sepekan sinyal 'ping' dari CVR JT-610 tidak terdengar. Mulanya, suara itu tidak lagi terdengar lantaran diduga tertutup lumpur. "Namun asumsi kemungkinan tertutup lumpur kini sudah hilang, kami sudah melakukan pengujian," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Kantor Kementerian Perhubungan, Senin, 12 November 2018.
Soerjanto mengatakan pengujian dilakukan bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT dan beberapa personel dari Singapura. Mereka memasukkan pipa yang telah ditempel pinker ke dalam lumpur. Saat simulasi dilakukan, ternyata suara ping masih bisa terdengar.
Hasil itu lantas mementahkan asumsi pertama. "Kemungkinan pingker mengalami kerusakan atau terjadi leak," ujar Soerjanto. Pesawat berjenis Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan Lion Air itu mengalami kecelakaan pada Senin, 29 Oktober 2018.
Pesawat jurusan Jakarta - Pangkal Pinang tersebut hilang kontak hingga jatuh menuju perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Saat ini, baru berhasil mendapatkan dan mengunduh data flight data recorder (FDR).
Kini, KNKT terus menyusun strategi untuk bisa menemukan CVR. Benda itu, menurut Soerjanto, penting untuk bisa melanjutkan investigasi kasus kecelakaan tersebut. Dari CVR, KNKT bisa mengetahui bagaimana komunikasi dan tindak tanduk di dalam pesawat kala peristiwa naas itu terjadi. "Kalau dibuka, kami bisa mengamati human factor-nya, dan kenapa reaksi kru seperti itu." Ujar Soerjanto.
Sebelumnya diberitakan, tim Basarnas telah menghentikan pencarian dan evakuasi korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat. Namun pencarian kotak hitam (black box) cockpit voice recorder (CVR) pesawat tersebut masih diteruskan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
Baca: Kemenhub Buka-bukaan Hasil Audit Spesial Lion Air
"Kami akan cari sampai radius 1 kilometer," kata Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono di Jakarta Internasional Container Truck II, Jakarta Utara, Sabtu, 10 November 2018. Untuk melacak kotak hitam milik Lion Air itu KNKT mengerahkan 10 penyelam dari Basarnas.