Jakarta- Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan sudah memplot daerah lokasi keberadaan Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT 610.
Baca juga: Kabasarnas ke Keluarga Korban Lion Air: Kita Saling Mendoakan
"Kemungkinan CVR berada di lumpur atau pasir yang cukup dalam, lebih dari 1 meter," kata dia di KRI Banjarmasin, Selasa, 6 November 2018.
Dalamnya lumpur atau pasir yang membenam CVR, kata Syaugi, membuat sinyal ping yang dikeluarkan alat tersebut kadang tidak tertangkap oleh detektor. Namun, dia sudah dapat memprediksi lokasi benda tersebut.
Syaugi menuturkan, alat detektor yang digunakan oleh Tim SAR, ialah milik Komite Nasional Keselamatan Transportasi. "Mudah-mudahan didoakan ya, agar segera bisa ketemu, sehingga lengkap blackbox itu," tutur dia.
Kendala lainnya dalam pencarian, ialah arus di dalam laut. Syaugi menjelaskan keadaan arus di dalam laut yang tentatif, sehingga kadang dapat membahayakan tim pencari jika arusnya sedang deras.
Selasa ini, Tentara Nasional Indonesia bersama Badan SAR Nasional memfasilitasi keluarga korban untuk melihat titik jatuhnya pesawat. Selain itu mereka memperlihatkan para Tim penyelamat yang masih terus bekerja menemukan korban dan Cockpit Voice Recorder yang belum ditemukan.
Sebelumnya, Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi Soerjanto Tjahjono mengatakan sinyal perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder atau CVR Lion Air JT 601 sempat tidak terdengar.
Ia menjelaskan pencarian black box CVR Lion Air akan terus dilakukan dengan berbagai macam metode. Sebab, kata dia, CVR memiliki bagian terpenting untuk menentukan dan memastikan hasil investigasi yang dilakukan. "Saya enggak mau kalau CVR belum ditemukan," ujar dia.