TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang adalah pesawat Boeing 727 MAX 8. Pesawat dengan nomor penerbangan JT-610 itu merupakan keluarga Boeing 737 MAX dengan teknologi terbaru pesawat jet yang populer.
Baca: Lion Air Jatuh, Menhub Budi Karya Duga Ini Penyebabnya
Menurut laman boeing.com yang diakses Senin, 29 Oktober 2018, pesawat tersebut dirancang untuk memberikan penerbangan yang nyaman sesuai dengan rute tujuan. Boeing 737 MAX 8 memiliki kapasitas tempat duduk 162 hingga 178 dengan kursi maksimum 210.
Pesawat hilang kontak setelah beberapa saat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkal Pinang. Take off dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 6.20 Senin 29 Oktober 2018 dan mengalami los kontak pada pukul 6.33 WIB. Informasinya sejak pukul 6.33 petugas Air Traffic Control Bandara Soekarno-Hatta tidak bisa menghubungi pilot dan co-pilot pesawat tersebut.
Dengan panjang pesawat 39,52 meter, Boeing 737 MAX 8 diklaim memiliki keandalan yang tak tertandingi, karena berangkat tepat waktu dengan sedikit penundaan. Pesawat milik Lion Air itu dibekali dengan kemajuan teknologi mesin LEAP-1B besutan perusahaan pesawat asal Amerika, CFM International.
Teknologi mesin dirancang efisien dan ramah lingkungan. Lebar sayap pesawat 35,9 meter dengan tampilan interior langit-langit boeing baru, di bagian dinding dan jendela terlihat pahatan modern. Sedangkan pencahayaan menggunakan lampu LED dan ruang penyimpanan di bagian atas yang lebih besar.
Pesawat seri Boeing MAX 737 merupakan pesawat paling cepat terjual dalam sejarah Bboeing dan mengumpulkan hampir 7.700 pesanan dari lebih dari 100 pelanggan di seluruh dunia.
Baca : Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh, RS Polri Kerahkan 66 Ahli Forensik
Kabar terbaru dari jatuhnya pesawat Lion Air, Tim SAR dari empat penjuru daerah telah dikerahkan untuk melakukan evakuasi menuju di Perairan Tanjung Karawang, tempat ditemukannya lokasi berdasarkan serpihan pesawat.