TEMPO.CO, Mataram - Ratusan pengusaha industri pariwisata di Lombok mengeluhkan beban bunga pinjaman dari perbankan meskipun sudah memperoleh relaksasi yang diupayakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ketua Tim Task Force Recovery Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) Awanadhi Aswinabawa melaporkan ke Gubernur NTB Zulfkieflimansyah, bahwa para pengusaha di Gili Tramena memerlukan bantuan untuk mengatasi kesulitan setelah terjadinya gempa besar.
Baca: Berkaca dari Gempa Donggala, Harus Ada Teknologi Antisipasi Gempa
Baca: 8 Inovasi BPPT untuk Hadapi Bencana Gempa dan Tsunami
''Kami memohon bantuan gubernur agar bisa melobi untuk mendapatkan keringanan bunga kredit. Ini menjadi beban,'' kata Awanadhi Aswinabawa sewaktu bertemu dalam acara silaturahmi antara Zulkieflimansyah dengan para pelaku pariwisata di kantor Dinas Pariwisata NTB, Rabu 3 Oktober 2018 malam.
Setelah terjadinya gempa besar berturut-turut hampir sebulan berlangsung, pada high session (musim ramai) yang lalu, kondisi kerusakan akomodasi dan restoran serta hilangnya wisatawan yang datang berkunjung menjadikan pengusaha kesulitan keuangan. Apalagi, saat ini sudah memasuki low session (musim sepi) wisatawan.
Semula, rata-rata kunjungan wisatawan ke Gili Tramena mencapai 2.000 orang seharinya. Walaupun mulai datang wisatawan, kunjungannya sekitar separuhnya. Berdasarkan data terakhir OJK NTB, pinjaman pengusaha yang terdampak gempa mencapai Rp 2,9 triliun dari keseluruhan kredit se-NTB yang mencapai Rp 38,5 triliun.
Relaksasi yang diberikan tergantung masing-masing bank bisa berlangsung selama 1 - 3 tahun. Karenanya kreditnya dianggap lancar. ''Jika tidak ada relaksasi maka kinerja industri keuangan bisa dinilai turun,'' ujar Kepala OJK NTB Farid Faletehan.
Zulkieflimansyah mengajak para pengusaha pariwisata untuk menemui pimpinan OJK dan anggota Komis XI DPR RI yang rencananya akan datang berkunjung ke Lombok, Kamis 4 Oktober 2018.
Untuk mengatasi berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara pelaku pariwisata meminta Zulkieflimansyah melobi maskapai penerbangan membuka rute langsung dari Australia maupun negara di Asia lainnya ke Lombok. ''Kalau bisa mendatangkan wisatawan langsung dari Australia, bisa membaik kunjungan wisatawannya,'' ucap Awanadhi Aswinabawa.