INFO BISNIS - Bank Mega Syariah berhasil memboyong penghargaan kategori The Best Productivity Bank dalam ajang bergengsi Indonesia Banking Award (IBA) 2018 yang diselenggarakan Tempo Media Group dan Indonesia Banking School (IBS). Penghargaan diterima Direktur Operasional Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo, Rabu, 26 September 2018 di Hotel JS Luwansa Jakarta.
Yuwono mengatakan, ada empat hal di balik keberhasilan banknya memenangkan penghargaan tersebut yaitu, inovasi baik dari sisi IT maupun produk, melakukan efisiensi operasional, pengembangan sumber daya insani, serta penguatan infrastruktur.
Baca Juga:
Yuwono menuturkan, dari sisi inovasi teknologi, Bank Mega Syariah selalu berupaya mengembangkan layanan perbankan berbasis teknologi, diantaranya layanan mobile banking yang terus ditambahkan fitur-fiturnya. "Setiap bulan kami melakukan penambahan bill payment, seperti membayar listrik atau beli pulsa," katanya. Dia juga mengatakan dalam dua bulan ke depan, Bank Mega Syariah akan go international dengan meluncurkan kartu debit yang bekerjasama dengan jaringan VISA.
Kecepatan menjadi salah satu kata kunci dalam berkompetisi, maka dibutuhkan upaya-upaya guna mempercepat proses yang dijalankan. Sebagai contoh, dari sisi operasional Bank Mega Syariah memilah kembali semua proses yang memiliki value added tinggi, dan mengeliminir proses yang tidak memiliki value added. Dengan penambahan inovasi IT, maka proses menjadi lebih efisien baik secara waktu, maupun tenaga.
Salah satu fondasi produktivitas Bank Mega Syariah adalah sumber daya insani. Yuwono mengatakan, untuk mengokohkan sumber daya tersebut, dilakukan pelatihan yang fokus pada sektor masing-masing. "Kami sedang menjalankan program funding retail officer, setelah selesai pelatihan mereka (peserta pelatihan) akan fokus ke sisi funding retail," katanya. Secara bersamaan, dijalankan pula pelatihan yang fokus pada bidang pembiayaan.
Baca Juga:
Ada istilah lokasi menentukan prestasi, tampaknya hal ini juga diakui oleh Bank Mega Syariah. Yuwono menuturkan, karena pihaknya sedang fokus pada bisnis retail dan commercial, maka lokasi kantor cabang harus direlokasi ke tempat yang lebih komersil. Arsitektur bangunan turut diperbaharui demi menonjolkan identitas korporat bank.
"Kami mulai berani branding di televisi, mungkin hanya kami bank Syariah yang saat ini berani memberikan diskon belanja hingga lebih dari lima persen yang berlaku sepanjang masa, itu semua dalam rangka menguatkan infrastruktur," tutur Yuwono.
Lebih lanjut Yuwono menjelaskan sektor yang menjadi penyumbang utama produktivitas memang bisnis retail dan commercial. Namun sejak tahun ini, Bank Mega Syariah mulai memasuki pasar korporasi seperti BUMN dan infrastruktur.
Guna meningkatkan produktivitas Bank Mega Syariah memiliki beberapa rencana jangka menengah dan jangka panjang. "Kami terus berupaya untuk dapat menjadi menjadi tiga besar di antara bank Syariah yang ada di Indonesia ," kata Yuwono.
Rencana jangka panjangnya, Bank Mega Syariah berupaya mensejajarkan bank syariah dengan bank konvensional. "Kami mulai melihat bank konvensional sebagai acuan untuk terus mengembangkan diri agar menjadi lebih baik," tutur Yuwono. Guna mencapai target tersebut, bank akan tetap fokus pada produktivitas yang fondasinya berasal dari empat hal di atas.
Yuwono mengaku tantangan terberat yang dihadapi adalah mental seluruh insan Bank Mega Syariah. Demi memperkuat mental banyak yang telah dilakukan, di antaranya sebulan sekali melakukan shalat dhuha berjamaah, berdoa bersama, siraman rohani, serta kajian-kajian dengan mengundang ustad. "Sejak tiga tahun terakhir aktivitas ini kami lakukan di kantor pusat dan seluruh 300 kantor cabang. Mental seperti ini yang kami perkuat agar bisa terus maju," katanya.
Yuwono mendedikasikan penghargaan ini kepada seluruh karyawan bank yang telah berupaya melakukan transformasi serta para stakeholder bank syariah. "IBA merupakan sebuah apresiasi yang akan mendorong kami lebih baik, ini juga menjadi branding tersendiri bagi kami. Penghargaan kepada bank harus selalu ada, karena bank merupakan salah satu penggerak ekonomi nasional," tutur Yuwono.(*)