TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sore hari ini ditutup menguat 61,80 poin atau 1,06 persen menjadi 5.873,59. Penguatan indeks ini didorong aksi beli investor terhadap saham-saham bervaluasi rendah.
Baca juga: Krisis Argentina Bakal Jadi Sentimen Negatif bagi IHSG
Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 11,33 poin. Kenaikan itu setara dengan 1,24 persen menjadi 923,62.
Analis Royal Investium Sekuritas, Wijen Pontus, mengatakan IHSG menguat seiring dengan sebagian investor yang mengambil momentum beli setelah harga saham dalam beberapa hari terakhir cenderung melemah. "Penguatan IHSG dipengaruhi faktor teknikal," ujarnya, Rabu, 19 September 2018.
Selain itu, nilai tukar rupiah yang mengalami apresiasi terhadap dolar AS pada hari ini turut menjadi sentimen positif bagi IHSG. "Posisi rupiah hari ini kembali ke level Rp14.800-an setelah sempat menembus posisi 14.900 per dolar AS pada Selasa lalu," katanya.
Di sisi lain, sebagian investor juga mulai mengesampingkan sentimen mengenai perang dagang. Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina diperkirakan lambat laun juga akan mereda sehingga investor lebih mencermati sentimen terdekat. "Dalam waktu dekat ini The Fed akan mengumumkan kebijakannya mengenai suku bunga, itu yang menjadi perhatian investor," katanya.
Frekuensi perdagangan saham pada Rabu ini sebanyak 408.960 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 9,78 miliar lembar saham senilai Rp 6,61 triliun. Sebanyak 221 saham naik, 159 saham menurun dan 124 saham tidak bergerak nilainya.
Adapun bursa regional, di antaranya indeks Nikkei tercatat menguat 251,98 poin (1,08 persen) ke 23.672,51, indeks Hang Seng menguat 322,70 poin (1,19 persen) ke 27.407,36, dan indeks Strait Times menguat 37,23 poin (1,19 persen) ke posisi 3.176,57. (KR-ZMF).
Direktur Utama PT BEI, Inarno Djajadi menilai pelemahan IHSG dua hari berturut-turut pada Senin dan Selasa lalu tersebut merupakan respon pasar terhadap rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan neraca perdagangan yang masih defisit pada Agustus 2018."Itu kan syok saja karena neraca perdagangan defisit. Hari berikutnya sudah rebound lagi karena orang menyadari defisitnya semakin kecil," kata Inarno ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu, 19 September 2018.
Baca: IHSG Menguat Saat Bursa-bursa Asia Melemah
Adapun merujuk data RTI, pada Senin, 17 September 2018 kemarin IHSG sempat ditutup melemah sebesar 1,80 persen ke level 5824,257. Sedangkan, pada Selasa, 18 September 2018, IHSG juga masih melemah sebesar 0,21 persen ke level 5811,790. Sedangkan pada penutupan sesi pertama perdagangan Rabu, 19 September 2018, IHSG tercatat mengalami rebound 1,06 persen ke level 5873,204.
ANTARA