TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pembangunan dan Perencanaan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2 persen. Pertumbuhan 5,2 persen, kata Bambang tetap bisa tercapai, meski rupiah dalam tekanan eksternal.
Baca juga: Bappenas Dorong MRT Jakarta Diteruskan hingga Tangerang Selatan
"Akhir tahun ini perkiraannya sekitar 5,2 persen, karena setelah semester satu kita 5,15 persen," kata Bambang saat ditemui dalam acara Pentas Olah Raga dan Seni (PORSENI) 2018, yang melibatkan keluarga pegawai Kementerian PPN/Bappenas di Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Sabtu, 15 September 2018.
Menurut Bambang, meski di semester II terdapat tekanan terhadap rupiah, tapi pertumbuhan konsumsi masih terlihat bagus. Bambang mengatakan pertumbuhan ekonomi semeter dua akan ditopang salah satunya dari pertumbuhan konsumsi masih cukup bagus ditambah event internasional yang berlangsung di Indonesia.
"Asian Games, maupun nanti World Bank IMF akan memberikan pengaruh positif tambahan untuk pertumbuhan ekonomi," kata Bambang.
Kemarin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 sebesar 5,3 persen. Namun, ia menjelaskan masih ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari target karena adanya risiko yang merugikan atau downside risk. Risiko tersebut antara lain menurunnya impor akibat tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"'Downside risk-nya adalah kemungkinan 'growth' bisa meleset ke 5,15 persen karena impor makin melemah akibat depresiasi rupiah. Investasi dan konsumsi akan terpengaruh. Kalau itu terjadi, ekonomi turun ke 5,15 persen," kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Kamis, 13 September 2018.
Lebih lanjut Bambang mengatakan pergerakan rupiah akan fluktuatif mengikuti perkembangan dari penguatan dolar Amerika Serikat. Menurut Kepala Bappenas ini, pergerakan rupiah juga bergantung pada keseriusan pemerintah untuk terus menjaga defisit transaksi berjalan atau current account deficit pada level yang dianggap aman. Bambang mengatakan pemerintah terus berupaya untuk menekan defisit transaksi berjalan tersebut.
HENDARTYO HANGGI | KARTIKA ANGGRAENI