Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Deflasi, Bappenas Sebut Karena Permintaan Bahan Pokok Tak Banyak

image-gnews
Bahan Pangan Catat Deflasi 0,62 Persen
Bahan Pangan Catat Deflasi 0,62 Persen
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pembangunan dan Perencanaan Nasional alias Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan deflasi yang mencapai 0,05 persen pada Agustus 2018 karena permintaan terhadap kebutuhan pokok yang tak terlalu banyak. "Kami melihat deflasi bisa terjadi mungkin karena demand kebutuhan pokok tidak setinggi sebelumnya. Terutama ketika masih ada suasana puasa, Idul Fitri dan juga Idul Adha," kata Bambang ditemui di Kantor Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 3 September 2018.

Baca: Tiga Pangan Ini Sumbang Deflasi Terbesar pada Agustus 2018

Hari ini, Badan Pusat Statistik merilis data bahwa Agustus 2018 terjadi deflasi sebesar 0,05 persen. Angka deflasi ini menyebabkan inflasi tahun kalender atau year to date tercatat 2,13 persen, sementara inflasi dari tahun ke tahun menjadi 3,20 persen.

Menurut catatan BPS, hal ini lebih baik jika dibandingkan dengan inflasi Juli 2018 yang mencapai 0,28 persen. Adapun deflasi disumbang oleh penurunan harga indeks kelompok pengeluaran bahan makanan, kelompok sandang dan transport, komunikasi serta jasa keuangan.

Bambang mengatakan dirinya optimistis target inflasi sampai akhir tahun sampai Desember 2018 mencapai angka 3,5 persen. Selain itu, ia juga mengatakan perlunya menjaga tingkat inflasi bagi barang kebutuhan pokok atau volatile food.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebab, kata Bambang, selama ini masalah inflasi yang didorong oleh kenaikan harga volatile food seringkali tidak hanya seberapa besar permintaan. Tetapi juga seberapa besar kemampuan untuk menyediakan barang.

Baca: BPS Sebut Bulan Agustus Terjadi Deflasi Sebesar 0,05 Persen

"Supply itu tidak cuma bicara soal produksi tetapi bicara juga soal distribusi. Jadi selalu upaya mengurangi inflasi harus fokus kepada produksi dan distribusi dari bahan pangan yang bergejolak," kata Bambang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Harga Emas Berpeluang Tembus Rp1,5 Juta per Gram, Tergantung Sentimen Ini

11 jam lalu

Seorang petugas menunjukkan koleksi emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Harga Emas Berpeluang Tembus Rp1,5 Juta per Gram, Tergantung Sentimen Ini

Analis memperkirakan harga emas terus berpotensi tumbuh.


Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Diprediksi Fluktuatif Besok

23 jam lalu

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Diprediksi Fluktuatif Besok

Rupiah diprediksi bergerak fluktuatif di perdagangan besok.


IHSG Ditutup Menguat Pekan Lalu, Cek Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Pekan Ini

1 hari lalu

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Ditutup Menguat Pekan Lalu, Cek Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Pekan Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,33 persen pekan lalu di level 7.520.


Deflasi Juga Melanda Cina, Permintaan Domestik Lemah

1 hari lalu

Seorang wanita melihat sayuran yang dipajang di sebuah kios di pasar terbuka di Beijing, Tiongkok, 12 Januari 2024. REUTERS/Florence Lo/
Deflasi Juga Melanda Cina, Permintaan Domestik Lemah

Deflasi juga melanda Cina, yang menghadapi kelesuan pasar sehingga meningkatkan tekanan pada Beijing untuk segera meluncurkan lebih banyak stimulus


Deflasi Lima Bulan Beruntun, Bagaimana Dampaknya ke Kredit Macet Perbankan?

4 hari lalu

Suasana pusat perbelanjaan di Jakarta, 3 September 2024. Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat secara bulanan Indonesia mengalami deflasi 0,03 persen pada Agustus 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Deflasi Lima Bulan Beruntun, Bagaimana Dampaknya ke Kredit Macet Perbankan?

Meskipun deflasi terjadi lima beruntun di Indonesia, angka kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) di perbankan masih cukup terjaga.


Apakah Deflasi Beruntun Terkait dengan Penurunan Daya Beli Kelas Menengah? Berikut Penjelasan Ekonom

4 hari lalu

Warga tengah membeli bahan pangan saat diadakannya Pasar Murah di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta, Kamis, 12 September 2024. Pasar murah tersebut diadakan guna menekan laju inflasi daerah serta sekaligus membantu masyarakat DKI Jakarta dalam memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. TEMPO/Tony Hartawan
Apakah Deflasi Beruntun Terkait dengan Penurunan Daya Beli Kelas Menengah? Berikut Penjelasan Ekonom

Deflasi lima bulan beruntun terjadi seiring dengan penurunan daya beli kelas menengah. Kepala LPEM FE UI menilai dua hal itu tidak berkaitan.


Jokowi Tiba-tiba Panggil Sri Mulyani ke Istana, Bahas APBN?

5 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani mendatangi Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis, 22 Agustus 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Tiba-tiba Panggil Sri Mulyani ke Istana, Bahas APBN?

Presiden Jokowi memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis.


Bea Cukai Bekasi Klaim Barang Ilegal Bisa Jadi Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

5 hari lalu

Kepala Kantor Bea Cukai Bekasi, Yanti Sarmuhidayanti, ketika ditemui dalam agenda pemusnahan Barang Kena Cukai (BKC) ilegal pada Rabu, 09 Oktober 2024 di Cibitung. TEMPO/Vedro Imanuel.
Bea Cukai Bekasi Klaim Barang Ilegal Bisa Jadi Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

Kepala Kantor Bea Cukai Bekasi, Yanti Sarmuhidayanti, menyebutkan bahwa deflasi lima bulan beruntun salah satunya bisa disebabkan oleh menjamurnya barang illegal yang masuk ke dalam negeri.


BI Ungkap Penjualan Eceran Turun 2,5 Persen di September, Didorong Kelompok Makanan dan Sandang

5 hari lalu

Suasana di salah satu lorong di Blok Litle Bangkok, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, 12 Juli 2024. Para pengunjung terlihat memilih pakaian impor yang dijual dengan harga miring. TEMPO/Nandito Putra
BI Ungkap Penjualan Eceran Turun 2,5 Persen di September, Didorong Kelompok Makanan dan Sandang

Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja penjualan eceran diprakirakan turun 2,5 persen secara bulanan pada September 2024.


BI: Penjualan Eceran Terkontraksi 2,5 Persen karena Tak Ada Diskon

6 hari lalu

Pengunjung tengah melihat barang barang yang di jual dipusat perbelanjaan di Jakarta, 3 September 2024. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini mengatakan terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen atau IHK dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024. TEMPO/Tony Hartawan
BI: Penjualan Eceran Terkontraksi 2,5 Persen karena Tak Ada Diskon

BI mencatat Indeks Penjualan Riil (IPR) pada September 2024 mencapai 210,5 atau tumbuh 4,7 persen secara tahunan.