TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pengujian instalasi listrik kereta cepat ringan atau LRT Palembang hanya dilakukan dua minggu. Padahal menurut Budi pengujian instalasi listrik atau commissioning test LRT biasanya dilakukan enam bulan.
Baca juga: Adhi Karya: Progres Pembangunan LRT Jabodebek Sudah 45 Persen
"Kami memberanikan diri, meskin pun baru berjalan dua minggu, itu kita beranikan operasikan," kata Budi Karya di kantor BPPT, Kamis, 23 Agustus 2018.
Menurut Budi, hal itu dilakukan karena ada kebutuhan untuk digunakan pada saat ajang Asian Games 2018.
Budi yakin dalam proses yang berlangsung kesalahan yang ada akan semakin kecil. "Makin tidak signifikan (masalahnya) dan hanya standar operasional prosedur (SOP)," ujar Budi.
Budi mengatakan SOP yang dimaksud salah satunya yaitu pintu LRT. Menurut Budi kalau pintu buka lalu mati listrik, mustinya dikerjakan satu orang. "Tapi yang jaga itu (saat ini) belum ada," ujar Budi.
Saat ini LRT Palembang telah digunakan untuk transportasi yang menunjang kegiatan Asian Games 2018.
Sebelumnya Pemerintah menyampaikan permohonan maaf setelah kereta LRT atau kereta ringan Palembang mogok saat melayani penumpang pada Minggu Sore, 12 Agustus 2018. Ini merupakan insiden ketiga kalinya setelah kereta buatan PT INKA (Persero) ini resmi beroperasi pada 23 Juli 2018.
"Permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat pengguna LRT atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri dalam keterangan resminya, Senin, 13 Agustus 2018.
Baca juga: Agustus, LRT Jakarta Siap Beroperasi saat Asian Games 2018
Saat kejadian, kereta berangkat dari Stasiun menuju Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Saat berada di tengah-tengah antara Stasiun Jakabaring dan Stasiun Polresta, kereta kemudian berhenti mendadak. Walhasil, para penumpang diminta untuk berjalan melalui jalur walkway menuju Stasiun Jakabaring atau Stasiun Polresta.
HENDARTYO HANGGI | FAJAR PEBRIANTO