TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Cipta Karya Danis Hidayat Sumawilaga mengatakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau Kementerian PUPR telah membangun 40 titik sumber air baku di Lombok. "Kami juga sudah mengirim sekitar 300 WC portabel dan sudah terpasang," ujarnya di kantor PUPR, Senin, 20 Agustus 2018.
Baca juga: Jokowi Jelaskan Salah Kaprah Pembangunan Infrastruktur di MPR
Selain itu, Kementerian PUPR telah membangun fasilitas sanitasi tambahan bersama Kementerian BUMN. Fasilitas sanitasi tersebut adalah sumber air baku dari sumur bor berkapasitas 10-20 liter per detik.
Air PDAM di Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram keruh seusai gempa bumi yang mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Ahad malam, 19 Agustus 2018. Gempa Lombok malam tadi memiliki kekuatan 6,9 skala Richter.
Warga Dusun Parampuan, Misleani, mengatakan pasca-gempa Lombok, praktis air PDAM tidak bisa digunakan lagi untuk keperluan memasak dan minum. Sebagai gantinya, masyarakat menggunakan air sumur ataupun air dalam kemasan untuk sekadar memasak.
Keruhnya air PDAM seusai gempa Lombok juga dirasakan Yuliana, warga Kota Mataram. Untuk minum, ia dan keluarga membeli air dalam kemasan. "Ini saja kami tidur di tenda-tenda bersama orang lain. Kalau untuk minum, kami mengandalkan air dalam kemasan," katanya.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terjadi 12 gempa sejak Ahad siang kemarin hingga Senin pagi ini, 20 Agustus 2018. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tercatat 460 orang meninggal dunia akibat gempa Lombok per 15 Agustus 2018.
Gempa Lombok setidaknya menyebabkan 7.773 orang luka-luka, yang terdiri atas 959 luka berat dirawat inap dan 6.774 luka ringan. Selain itu, 417.529 orang terpaksa mengungsi ke ribuan titik lokasi pengungsian.
CHITRA PARAMAESTI I ANTARA
Simak berita lainnya tentang Kementerian PUPR di Tempo.co.