TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya berupaya memperkuat sektor riil untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan di dalam negeri akibat krisis Turki.
Baca juga: IHSG Dibuka Melemah 10,52 Poin, Analis: Krisis Turki
"Krisis di Turki itu membuat emerging economy mendapat sentimen negatif. Nah, tentu kita sebagai salah satu negara dengan emerging economy ya harus menjaga fundamental ekonomi. Dalam hal ini, Kemenperin mendorong sektor riil," kata Airlangga di Jakarta, Selasa, 14 Agustus 2018.
Mata uang Turki, Lira, jatuh lebih dari 40 persen tahun ini menyusul kekhawatiran peningkatan kontrol ekonomi oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan serta memburuknya hubungan dengan Amerika Serikat.
Airlangga menyampaikan, untuk memperkuat sektor riil, Kemenperin akan mendorong investasi masuk di berbagai sektor di Tanah Air. Selain itu, Kemenperin juga berusaha meningkatkan ekspor berbagai produk manufaktur dan berupaya melakukan subtitusi impor.
Kemenperin juga berupaya agar pasokan bahan baku untuk proses produksi dapat terjaga dengan baik. Hal tersebut diharapkan dapat menjaga iklim usaha agar senantiasa kondusif.
"Industri manufaktur ini fundamental, jadi ini yang harus didorong. Jadi, tentu struktur industrinya masing-masing diperkuat," ungkap Airlangga Hartarto mengantisipasi krisis Turki.